Saturday, October 01, 2011

Seuntai Kasih Sayang dan Sehelai Maaf

Karya : Rochani Ningsih
            Aku seorang anak desa,aku terlahir dari keluarga sederhana aku selalu mensyukuri kehidupanku ,karena aku sangat beruntung mempunyai keluarga yang utuh.
            Kini aku bersekolah di SMPN 2 Trawas ,sifatku sangatlah egois ,bahkan aku bukanlah anak yang selalu menuruti kata-kata orang tua ,tapi aku dapat dikatakan sebagai anak yang lumayan pintar.
            Disekolah ini aku ingin mencari ilmu ,tapi tak menarik jika tak ada sahabat yang dapat diajak berbagi kebahagian serta kesedihan bersama.
            Saat pertama masuk sekolah sesudah MOS ,aku banyak kenalan dengan teman sekelasku ,sebut saja Ratih,Siska Elis, Aris dan Mike ,aku belum mengenal mereka lebih jauh lagi ,awalnya aku tak terlalu menyukai Aris karena sifatnya yang kurasa tak menyenangkan .
            Waktu terus berjalan menemani langkahku ,hingga aku memutuskan untuk bersahabat dengan mereka ..selayaknya seorang sahabat kami pun saling berbagi.kebahagiaan & kesedihan bersama ,bermain bersama dll. Pertengkaranpun sering datang menghampiri. Aku menyadari bahwa diri ini memiliki rasa iri hati dan dengki yang menjadi penyebab semua ini. Tanpa tak terduga rasa iri hati ini menjadikan perselisihan diantara kita (aku+Siska). Aku tak pernah berfikir bahwa pertengkaran akan terjadi hati ini Cuma berkata “semuanya akan baik-baik saja”. Rasa bersalah mulai muncul,akupun mencoba untuk meminta maaf. Persahabatan kamipun tidak berakhir sampai disini saja.

                Hari-hari yang cerah dan penuh semangat terus ku jalani dengan satu prinsip dihati yaitu “SAHABAT ADALAH SEGALA-GALANYA”. Tapi penghianatanlah yang aku dapat dari mereka-mereka. Perlahan-lahan mereka mulai menjauhiku. Hati terus bertanya pada diri sendiri……
.”kenapa?” hingga sampai saat ini jawabannya belum aku dapatkan
Menginjak kelas VIII SMP persabatan kami mulai retak perlahan-lahan.
“Mungkin mereka Cuma ingin mencari hal baru dengan teman baru saja” Pikirku dalam hati.

                   Tapi lama-kelamaan,kami saling menjauhi satu sama laen. Bahkan mereka bersikap sensitif dan tertutup padaku. Konflik kembali muncul diantara aku dan Siska. Mungkin kata-kata kasar ku yang menjadikan dia tak merasa nyaman. Menyapapun tak pernah ku dengar dari bibirnya,mungkin saat itu aku juga begitu , istilahnya sich “GENGSI”…hingga berminggu-minggu aku dan Siska tak pernah sedikitpun berkomunikasi.

                   “minta maaf” itulah hal yang harus aku lakukan , akhirnya aku menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Akupun mulai mendekatinya perlahan-lahan.
                   “maaf jika aku terlalu egois” (sampai memberanikan diri aku berkata seperti itu).
                   “Ya”  sahutnya hanya dengan satu kata itu.
Persahabatan kita pun mulai tertata lagi,walaupun mungkin kepercayaan sulit dibangun kembali.
                   Pagi,,siang,,sore,,malam terus berlalu. Pelajaran yang terus tertunda karena persoalan persahabatan,sedikit demi sedikit kujalani dengan penuh konsentrasi. Semuannya berjalan sesuai rencana baik tentang persahabatan maupun tentang pelajaran sekolah.
                   Tetapi,lama-kelamaan rasa malas sudah mempengaruhi diri ini. Pengalaman pun selalu ada di hari-hari yang aku jalani,mulai dari nilai ulangan yang mengecewakan hingga terlambat sekolah. Mungkin hari-hariku tak bermakna sama sekali.
                   Bel pulang pun berbunyi,itulah saat-saat yang aku tunggu. Setelah sampai dirumah aku langsung berganti baju.
                   “nonton TV aja lah” pikirku sambil di depan TV korea saat ini sangat populer jadi aku selalu menontonnya,apalagi ditambah dengan aktor-aktornya yang supeer cute abizz…….hehehehe….
                   Aku tak langsung makan siang karena waktu itu sedang puasa Ramadhan. Puasa ku jalani dengan orang tuaku. Kami selalu makan sahur dan berbuka puasa bersama.
                   Ibu selalu berkata padaku “Jadilah anak baik-baik,walaupun saat ibu tak lagi bersamamu”. Rasanya air mata ini ingin menetes melihat dan mendengar IBU orang yang paling kusayangi mengatakan hal yang paling aku takuti di Dunia ini.
                   Aku takut saat ia tak bisa bangun lagi,aku juga takut saat ia tak memelukku lagi. Aku selalu membayangkan jika aku kehilangan ibu,di suatu tempat yang gelap dan sempit yang aku rasakan jika tak ada ibu.
                   Karena,ibu bagaikan cahaya yang tak bisa ku hapus dari hidupku. Itulah yang ingin sekali aku katakan pada ibu,tapi sangat susah untuk mengatakannya. Berdo’a kepada ILAHI adalah hal yang bisa aku lakukan. Tuntunan ayat-ayatnya yang bisa menuntunku untuk meminta agar orang yang paling aku sayangi (IBU) tak akan meninggalkanku walaupun semenit bahkan sedikitpun.Pernah aku menangis dihadapannya .                                                                                                                                                                                                            Tidur bersamapun ingin selalu aku lakukan setiap saat malam tiba,karena aku takut mugkin malam-malam itu menjadi malam terakhirku atau ibu,yang tak akan bisa lagi bertemu untuk selamanya.                                                                                                                                                                                                                                                                                       Tak terasa malam semakin larut,mata ini mulai menutup untuk mengakhiri mala mini,dan berharap besok bisa kembali bangun dengan melihat orang pertama yang akan dilihat mata mini (IBU). Makan sahur kini telah tiba,tak terasa mata ini menutup lagi.                                                                                                                                                                          Tiba-tiba suara ayam berkokok mengagetkanku dari mimpi yang aku alami saat tidur.  “ahh Cuma mimpi,aku harus bersiap-siap berangkat sekolah”. Akupun mulai bergegas bangun. Karena saat itu bulan puasa jadi aku tak sarapan dan segera berangkat sekolah.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             “Alhamdullilah” semuanya sangat menyenangkan hari ini. Selesai sekolah akupun membantu ibu membersihlan rumah,padahal sebenarnya sangat membosankan dan akupun malas mengerjakannya.                                                                                                                                                                                                                                                            “masak puasa-puasa gini beres-beres rumah…???” pikirku
Hmm…bisa dibilang kegiatan sehari-hariku adalah sekolah dan membersihkan rumah. Membantu memasakpun aku malas,jadi maklumlah aku tak bisa memasak sedikitpun. Bulan puasa ini aku jalani dengan rasa sabar hingga tak terasa tinggal satu hari puasanya,perasaan senang karena akhirnya bisa merasakan hangatnya suasana Hari Raya Idul Fitri mulai muncul. Tapi rasa sedih muncul tiba-tiba karena sepupuku mengalami kecelakaan. Aku belum tau pastinya,tapi dia mengalami “koma” dari tadi pagi hingga sore ini. Aku yakin dia tak akan meninggalkanku karena dia pasti merindukan aku bertengkar dengannya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     Hingga aku meneteskan air mata karena dia mugkin tak bisa bangun lagi dari tidur panjangnya. Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan di malam terakhir puasa ini,setidaknya dia datang berpamitan menemuiku untuk yang terakhir kalinya dalam hidup ini.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      “InnalillahiWainnailaihirojiun”,itulah kata terakhir yang ku ucapkan saat dia menghadap sang ILAHI karena suatu peristiwa yang menyakitkan baginya,karena dia memgalami “gagar otak” yang kemumgkinan kecil dia tak dapat diselamatkan lagi,yang akhirnya menyebabkan nyawanya terenggut,hanya doa yang dapat aku panjatkan untuknya,karena doa yang dapat menghantarkan batin ini hingga sampai pada dirinya.
                   Dimalam yang mencengkangkan ini,aku berharap dia dapat datang dalam mimpiku.
Detik menjadi menit,minit menjadi jam,begitulah waktu yang terus berjalan dan berlaku tanpa kita dapat menghentikannya,yang kini menjadi awal cerita baru untuk pemgalaman hidup ini.
                   Semester satu kelas VIII telah berakhir,jadi mau tak mau diri ini harus menjalani semester 2 kelas VIII SMP
                   Berawal dari cerita baru,aku juga mendapat sahabat baru yaitu Mike. Walaupun dulu tak sedekat sekarang tapi dulu dia pernah jadi temanku saat kelas VII,tapi bedanya dulu itu jarang bersama “permen karet” mungkin dapat dijadikan umpama persahabatan kami,karena kami berdua saling menempel,aku merasa nyaman dengannya,itu sebabnya aku duduk sebangku dengannya. Dia juga selalu “ care” denganku, tidak seperti teman-teman yang laen,yang biasanya menusuk dari belakang.
                   Curhat,itulah yang kerap aku dan dia lakukan mungkin cinta adalah hal petama yang menjadi topic utama dalam curhat,wajarlah kami siswa-siswi SMP pasti ada rasa tertarik dengan lawan jenis tapi itu hanya “cinta monyet” aja karena dapat dibilang rasa kami ini hanya karena rasa ingin tau mencoba atau bahkan Cuma ingin mengenal karakter baru dan rasa sesal aja.
                   Di sinilah perpecahan dimulai,saat itu keadaan yang baik-baik saja tercipta tetapi hilang dengan datangnya pertengkaran. Semua mulai berubah,aku,Aris,Elis,dan Mike selalu bersama-sama tanpa kehadiran Siska dan Ratih. Itulah yang menjadi alasan petengkaran kami.
                    Setahuku persahabatan itu bukan seperti pelangi yang sesaat datang lalu pergi menjauh entah kemana,atu bahkan sahabat itu bukan seperti matahari yang akan hilang saat malam tiba. Tetapi semua yang ku tau itu tak seperti kenyataan di dunia nyata,mungkin sahabat sejati di dunia ini hanya satu banding seribu aja.
                   Pagi itu seperti biasa,disekolah Aris mulai berbagi cerita denganku Elis dan Mike,Aris berkata
                    eh eh eh…menurutku Siska dan Ratih sekarang berubah yawh,mereka jarang sekali ngumpul bareng dengan kita.
                   Emmmmm… betul,betul,betul … jujur aku tak menyukai jika mereka begitu “,sahut Elis yang saat itu mendengarkan omongan Aris.
                   Akupun mulai berpendapat :
                   “wah betul tuh “yang saat itu berpendapat dengan Mike”
                   “aku juga tak terlalu suka dengan sikap Siska “ Dengan tertawa kami mengucapkan ,karena kami berbicara seperti itu  dengan serentak..
Anak-anak sekeliling bangku kami mulai terdiam ,karena ada guru yang masuk memulai pelajaran Geografi ,maklumlah semua pada diam ,karena gurunya super disiplin dan super tegas ,itulah yang menjadikan sekolah ini tambah disiplin ,walaupun sedikit mengantuk ,tapi aku mencoba untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
                   Bel istirahat pun berbunyi ,tanda bersiap-siap membereskan buku-buku yang ada dibangku.Akupun selalu istirahat dengan Mike ,karena aku jarang istirahat dengan Siska dan Ratih..
                   Tiba-tiba setelah bel masuk ,Siska bersikap seperti benci padaku ,aku tak tau apa salahku ,mungkin karena aku,Aris,Elis dan Mike yang selalu ngomonggi dia ,padahal maksud kami bukan seperti itu.
                   Suasana kelas terasa membosankan yang akhirnya menuntun kami pergi ke kantin .itulah tempat para siswa untuk melepaskan jenuh …. Padahal itu dapat dikatakan sebagai “potret siswa yang tidak menghargai waktu “ ,tapi tanpa kekantin saat jam pelajaran kosong itu kurang lengkap he he he… ,itung-itung itu menjadi sebuah pengalaman .
                   Sekolah dan sekolah itulah yang terus kujalani ,hari ini terasa resah dan gelisah ,mungkin karena SMS dari Aris tadi malam “hemmm…” aku mencoba menghembuskan nafas perlahan-lahan .
                   “ El  antarin kekamar mandi  donk? Suara Aris yang tiba-tiba mengkagetkanku saat aku duduk termenung diteras depan kelasku.
                   “Emm… “ Jawabku sambil berfikir ,tanpa banyak tanya lagi dia mengajaku ke kamar mandi ,suara langkah kaki terdengar mendekat ke arak ku dan Aris.
                   “El ,kemarin ngomongi apa aja tentang aku ? jadi sahabat gak usah munafiq dech !! suara itu tiba-tiba terdengar ditelinggaku ,yang ternyata suara itu terucap langsung dari bibir Siska ,aku tersentak kaget mendengarkanya ,akupun tak bicara sepatah kata pun.
                   “Maksud kita gak gitu ,kita gak pernah ngomongin dibelakang ,wajar ajalah kita kayak gini ,mungkin semua sahabat itu pasti ada sikap yang gak disukai “ sahut Aris yang berdiri disampingku.
                   Rasanya telingga ini tak dapat lagi mendengar kata-kata yang mereka ucapkan ,mungkin kata-kata itu terlalu pahit untuk kuterima ,saat itu pula aku berdo’a kepada Tuhan ,agar waktu itu tidak pernah terulang lagi dan kejadian itu semoga tak akan teringat lagi ,walaupun hanya sedetik.
                   Satu bulan telah berlalu Siska dan sikapnya yang angkuh masih bertahan ,sejenakpun dia tak pernah menyapaku ,kami pun saling cuek Aris,Mike,Elis telah bersahabat kembali dengan Siska ,hanya tinggal diri ini yang mungkin susah dimaafkan.
                   Ujian akhir semester II kelas VIII SMP hanya tinggal menghitung hari.Belajar dan belajar itulah yang harus kulakukan sekarang ini .Tapi hari ini kelasku diacak kembali ,yang biasanya aku dikelas VIII-A kini kembali lagi kekelas VIII-B .Hari yang sangat melelahkan bagiku ,karena harus bersih-bersih dikelas ,tapi untung tak ada pelajaran ,fikirku.
                   Ternyata e ternyata beberapa menit kemudian sosok guru Agama yang selalu menebar senyum dating ke kelas kami.
                   “ siang anak-anak  !?
                   “siang pak jawab kami dengan serentak
“ uhhh padahal sudah seneng-seneng gak ada pelajaran tapi ternyata sebaliknya “ sahutku pelan.
                   “hari ini saya buat ngak ada pelajaran ,karena saya tau anak –anak VIII-B yang oke-oke ini sangat capek dan ngantuk ,iya kan ! ,sapa guru agama yang terkenal humoris dan narsis ini  (sambil tersenyum)
                   “Alhamdulillah ,,,hehehe… sahut kami dengan semangat
                   “ tapi ,hari ini saya ingin kalian semua mengomentari saya ,tapi kalau memang ada guru lain yang ingin kalian komentari juga tidak apa-apa.
                   “baik pak…( dengan memegang bulpoin dan selembar kertas yang ada dibangku
),kami pun mulai menulis komentar-komentar untuk pak Nasrul sudah ku siapkan dan juga komentar untuk guru-guru yang lainya.
                   Tapi rasa penasaran tentang komentar Aris,Elis dan Siska muncul,tapi mereka ngak mau ngasih tau .
                   Hemmm… ya sudahlah yang namanya juga komentar untuk” guru-guru “ pikirku
Setelah terkumpul komentar dari para siswa ,Pak Nasrul menyempatkan untuk membacanya di depan kelas .Aku dikagetkan dengan komentar-komentar temanku yang menyebutkan nama ku di selembaran kertas yang ditujukan untuk mengomentari Bu Ani ,yaitu guru PKN kelas VIII .Di kertas itu tertulis bahwa anak-anak  lain merasa kecewa karena Bu Ani bersikap pilih kasih terhadapku ,katanya sich aku anak kesayanganya .Hmmmm. wajarlah aku termasuk murid yang akrab dengan Guru PKN fersebut,wajarlah mereka pada iri…hehehe.
                   Tapi aku tak pernah tau siapa yang komentar seperti itu ,menurutku sich yang komentar seperti itu adalah sahabatku sendiri ,tapi aku tak mau su uzhon seperti itu,kalau memang yang menulis sahabatku ,mungkin lebih baik mereka berbicara langsung saja didepanku ,gak usah dibelakang kayak gini .
                   Mentari mulai menyapa lagi ,tak terasa hari-hari yang kujalani telah berlalu begitu cepat,ujian akhir semester akhirnya aku jalani dengan penuh semangat ,tapi tak bisa di pungkiri kalau hasilnya bercampur dengan contekan hehehe… maklumlah contek-mencontek sudah menjadi budaya .
                   “sukses” itulah ungkapanku ,karena telah berhasil menyeleseikan ujian akhir semester kelas VIII .Dan sekarang waktunya mempersiapkan diri menjadi kakak tertua bagi adik-adik kelas.
                   Sholat adalah satu-satunya kegiatan yang bisa melepas penatku ,karena urusan dunia..Tak lupa aku berdo’a kepada-NYA agar aku diampuni atas semua dosa-dosaku yang telah menzolimin sahabatku (Siska) ,aku berharap dia akan memaafkan ku.
                   Pagi-pagi aku sudah bersiap-siap menyambut diriku yang lebih dewasa lagi saat kelas IX –B ini .Pernah terfikir untuk meminta maaf ,tapi rasa malu yang muncul ,karena hati ini merasa malu menjadi sahabat yang tak baik .
                   Akhirnya aku putuskan untuk meminta maaf saat bel pulang berbunyi ,alasanku meminta maaf adalah karena aku tidak ingin dianggap sebagai musuhnya ,lagi pula bulan puasa
                   Setelah meminta maaf dan saling memaafkan ,kami akhirnya menjalin persahabatan kembali ,pertama sich Siska belum terbiasa denganku tapi lama-kelamaan terbiasa juga
                   Bulan puasa kini datang lagi ,insya allah bulan puasa ini menjadi lebih special ,karena tak ada rasa dendam lagi dan iri hati didalam hati kecil ini
                   Di bulan puasa ini,kegiatan sekolah sering kali diliburkan atau jam pelajaran di kurangi .Pondok ramadhon ,itulah kegiatan yang wajib dilakukan disekolah ini ,karena memang misi sekolah ini adalah “ MENYIPTAKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG RELEGIUS” kegiatan ini sering dikaitkan dengan ceramah .“suntuk” mungkin dapat jadi gambaran perasaan siswa –siswi SMPN 2 TRAWAS ini ,tapi beruntung penceramahnya humoris jadi suasananya jadi menyenangkan.
                   Penceramah saat itu menyajikan topic yang gak asing buat anak remaja SMP yaitu tentang “cinta “tapi yang dimaksud disini adalah cinta sang pencipta kepada makhluknya,suasana masjid saat itu sangat mencengangkan ,hamper semua siswa menangis karena sangat terharu….. Tuhan itu memang maha memberi ,karenanya kita dapat bernafas tanpa harus membayar sepeserpun.
“Subhanallah” …. Setelah selesei kegiatan akhir sekolah ini ,kami mulai pulang kerumah masing-masing.
                   Libur itulah yang kutunggu-tunggu pastinya .Kini puasa aku jalani dirumah dengan menunggu hari kemenangan.
                   Tak terasa sudah sebulan penuh puasa,kini waktunya membersihkan jiwa dengan saling mamaafkan ,tapi hari itu juga mengingatkan aku akan sepupuku yang telah menghadap ilahi .Hanya do’a yang dapat kupanjatkan serta sajadah yang akan menemani sujudku ,agar dia tenang di sisi NYA …Amin…
                   Serpihan sesal mulai menuai yang akhirnya menuntun tangan ini untuk berjabat tangan dengan orang-orang yang pernah aku salahi,terutama sosok Ibu yang pertama ,aku minta maaf kepadanya.Air mata ini ingin sekali aku sembunyikan dari hadapanya ,hanya sebuah senyum yang mampu ia tunjukan kepada ku.
                   Untuk mereka yang pernah menyakitiku ,aku ucapkan terima kasih ,karena telah membuatku menjadi lebih tegar ,dan untuk mereka yang pernah kusakiti khususnya Siska ,terima kasih karena kau telah menggajarkan aku apa arti “sahabat” itu dan arti menyadari sebuah kesalahan.
                   Kini aku sadari Tuhan selalu adil dan juga Tuhan telah memberiku begitu banyak kesempatan untuk hidup lebih baik ,aku begitu beruntung dibandingkan dengan mereka yang kurang beruntung  dan juga mereka yang memiliki waktu singkat untuk hidup .
Dan kini aku juga mengerti hidup bukan hanya bermodal “KATA BISA” untuk melakukan apapun tapi hidup itu perlu MENGERTI “ agar lebih bermakna dan kita juga gak pernah tau siapa kawan dan siapa lawan …..SO…. tetap hati-hati walaupun dengan orang yang kita percaya …!!!


SEKIAN

NAMA             : ROCHANI NINGSIH



KELAS             : IX/B
TTL                 : MOJOKERTO, 26 FEBRUARI 1997



ALAMAT         : DSN JIBRU ,DS BELIK KEC. TRAWAS



MOTTO        : LAKUKAN APA YANG INGIN KITA LAKUKAN SELAGI ITU TIDAK  MERUGIKAN



                  DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
 

No comments:

Post a Comment

Tutorial Pengelolaan Google Classroom