Aku
seorang anak desa,aku terlahir dari keluarga sederhana aku selalu mensyukuri
kehidupanku ,karena aku sangat beruntung mempunyai keluarga yang utuh.
Kini
aku bersekolah di SMPN 2 Trawas ,sifatku sangatlah egois ,bahkan aku bukanlah
anak yang selalu menuruti kata-kata orang tua ,tapi aku dapat dikatakan sebagai
anak yang lumayan pintar.
Disekolah
ini aku ingin mencari ilmu ,tapi tak menarik jika tak ada sahabat yang dapat
diajak berbagi kebahagian serta kesedihan bersama.
Saat
pertama masuk sekolah sesudah MOS ,aku banyak kenalan dengan teman sekelasku
,sebut saja Ratih,Siska Elis, Aris dan Mike ,aku belum mengenal mereka lebih
jauh lagi ,awalnya aku tak terlalu menyukai Aris karena sifatnya yang kurasa
tak menyenangkan .
Waktu
terus berjalan menemani langkahku ,hingga aku memutuskan untuk bersahabat
dengan mereka ..selayaknya seorang sahabat kami pun saling berbagi.kebahagiaan
& kesedihan bersama ,bermain bersama dll. Pertengkaranpun sering datang
menghampiri. Aku menyadari bahwa diri ini memiliki rasa iri hati dan dengki
yang menjadi penyebab semua ini. Tanpa tak terduga rasa iri hati ini menjadikan
perselisihan diantara kita (aku+Siska). Aku tak pernah berfikir bahwa
pertengkaran akan terjadi hati ini Cuma berkata “semuanya akan baik-baik saja”.
Rasa bersalah mulai muncul,akupun mencoba untuk meminta maaf. Persahabatan
kamipun tidak berakhir sampai disini saja.
Hari-hari
yang cerah dan penuh semangat terus ku jalani dengan satu prinsip dihati yaitu
“SAHABAT ADALAH SEGALA-GALANYA”. Tapi penghianatanlah yang aku dapat dari
mereka-mereka. Perlahan-lahan mereka mulai menjauhiku. Hati terus bertanya pada
diri sendiri……
.”kenapa?” hingga sampai saat ini jawabannya
belum aku dapatkan
Menginjak kelas VIII SMP persabatan kami mulai
retak perlahan-lahan.
“Mungkin
mereka Cuma ingin mencari hal baru dengan teman baru saja” Pikirku dalam hati.
Tapi lama-kelamaan,kami
saling menjauhi satu sama laen. Bahkan mereka bersikap sensitif dan tertutup
padaku. Konflik kembali muncul diantara aku dan Siska. Mungkin kata-kata kasar ku
yang menjadikan dia tak merasa nyaman. Menyapapun tak pernah ku dengar dari
bibirnya,mungkin saat itu aku juga begitu , istilahnya sich “GENGSI”…hingga berminggu-minggu
aku dan Siska tak pernah sedikitpun berkomunikasi.
“minta maaf” itulah hal yang
harus aku lakukan , akhirnya aku menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya.
Akupun mulai mendekatinya perlahan-lahan.
“maaf jika aku terlalu egois”
(sampai memberanikan diri aku berkata seperti itu).
“Ya” sahutnya hanya dengan satu kata itu.
Persahabatan
kita pun mulai tertata lagi,walaupun mungkin kepercayaan sulit dibangun
kembali.
Pagi,,siang,,sore,,malam
terus berlalu. Pelajaran yang terus tertunda karena persoalan persahabatan,sedikit
demi sedikit kujalani dengan penuh konsentrasi. Semuannya berjalan sesuai
rencana baik tentang persahabatan maupun tentang pelajaran sekolah.
Tetapi,lama-kelamaan rasa
malas sudah mempengaruhi diri ini. Pengalaman pun selalu ada di hari-hari yang aku
jalani,mulai dari nilai ulangan yang mengecewakan hingga terlambat sekolah.
Mungkin hari-hariku tak bermakna sama sekali.
Bel pulang pun
berbunyi,itulah saat-saat yang aku tunggu. Setelah sampai dirumah aku langsung
berganti baju.
“nonton TV aja lah” pikirku
sambil di depan TV korea saat ini sangat populer jadi aku selalu
menontonnya,apalagi ditambah dengan aktor-aktornya yang supeer cute
abizz…….hehehehe….
Aku tak langsung makan siang
karena waktu itu sedang puasa Ramadhan. Puasa ku jalani dengan orang tuaku. Kami
selalu makan sahur dan berbuka puasa bersama.
Ibu selalu berkata padaku
“Jadilah anak baik-baik,walaupun saat ibu tak lagi bersamamu”. Rasanya air mata
ini ingin menetes melihat dan mendengar IBU orang yang paling kusayangi
mengatakan hal yang paling aku takuti di Dunia ini.
Aku takut saat ia tak bisa
bangun lagi,aku juga takut saat ia tak memelukku lagi. Aku selalu membayangkan
jika aku kehilangan ibu,di suatu tempat yang gelap dan sempit yang aku rasakan
jika tak ada ibu.
Karena,ibu bagaikan cahaya
yang tak bisa ku hapus dari hidupku. Itulah yang ingin sekali aku katakan pada
ibu,tapi sangat susah untuk mengatakannya. Berdo’a kepada ILAHI adalah hal yang
bisa aku lakukan. Tuntunan ayat-ayatnya yang bisa menuntunku untuk meminta agar
orang yang paling aku sayangi (IBU) tak akan meninggalkanku walaupun semenit
bahkan sedikitpun.Pernah aku menangis dihadapannya . Tidur bersamapun ingin
selalu aku lakukan setiap saat malam tiba,karena aku takut mugkin malam-malam
itu menjadi malam terakhirku atau ibu,yang tak akan bisa lagi bertemu untuk
selamanya. Tak
terasa malam semakin larut,mata ini mulai menutup untuk mengakhiri mala
mini,dan berharap besok bisa kembali bangun dengan melihat orang pertama yang akan
dilihat mata mini (IBU). Makan sahur kini telah tiba,tak terasa mata ini
menutup lagi. Tiba-tiba
suara ayam berkokok mengagetkanku dari mimpi yang aku alami saat tidur. “ahh Cuma mimpi,aku harus bersiap-siap berangkat
sekolah”. Akupun mulai bergegas bangun. Karena saat itu bulan puasa jadi aku
tak sarapan dan segera berangkat sekolah. “Alhamdullilah” semuanya
sangat menyenangkan hari ini. Selesai sekolah akupun membantu ibu membersihlan
rumah,padahal sebenarnya sangat membosankan dan akupun malas mengerjakannya. “masak
puasa-puasa gini beres-beres rumah…???” pikirku
Hmm…bisa
dibilang kegiatan sehari-hariku adalah sekolah dan membersihkan rumah. Membantu
memasakpun aku malas,jadi maklumlah aku tak bisa memasak sedikitpun. Bulan
puasa ini aku jalani dengan rasa sabar hingga tak terasa tinggal satu hari
puasanya,perasaan senang karena akhirnya bisa merasakan hangatnya suasana Hari
Raya Idul Fitri mulai muncul. Tapi rasa sedih muncul tiba-tiba karena sepupuku
mengalami kecelakaan. Aku belum tau pastinya,tapi dia mengalami “koma” dari
tadi pagi hingga sore ini. Aku yakin dia tak akan meninggalkanku karena dia
pasti merindukan aku bertengkar dengannya. Hingga
aku meneteskan air mata karena dia mugkin tak bisa bangun lagi dari tidur
panjangnya. Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan di malam terakhir puasa
ini,setidaknya dia datang berpamitan menemuiku untuk yang terakhir kalinya
dalam hidup ini. “InnalillahiWainnailaihirojiun”,itulah
kata terakhir yang ku ucapkan saat dia menghadap sang ILAHI karena suatu
peristiwa yang menyakitkan baginya,karena dia memgalami “gagar otak” yang
kemumgkinan kecil dia tak dapat diselamatkan lagi,yang akhirnya menyebabkan nyawanya
terenggut,hanya doa yang dapat aku panjatkan untuknya,karena doa yang dapat
menghantarkan batin ini hingga sampai pada dirinya.
Dimalam yang mencengkangkan
ini,aku berharap dia dapat datang dalam mimpiku.
Detik
menjadi menit,minit menjadi jam,begitulah waktu yang terus berjalan dan berlaku
tanpa kita dapat menghentikannya,yang kini menjadi awal cerita baru untuk
pemgalaman hidup ini.
Semester satu kelas VIII
telah berakhir,jadi mau tak mau diri ini harus menjalani semester 2 kelas VIII SMP
Berawal dari cerita baru,aku
juga mendapat sahabat baru yaitu Mike. Walaupun dulu tak sedekat sekarang tapi
dulu dia pernah jadi temanku saat kelas VII,tapi bedanya dulu itu jarang
bersama “permen karet” mungkin dapat dijadikan umpama persahabatan kami,karena
kami berdua saling menempel,aku merasa nyaman dengannya,itu sebabnya aku duduk
sebangku dengannya. Dia juga selalu “ care” denganku, tidak seperti teman-teman
yang laen,yang biasanya menusuk dari belakang.
Curhat,itulah yang kerap aku
dan dia lakukan mungkin cinta adalah hal petama yang menjadi topic utama dalam
curhat,wajarlah kami siswa-siswi SMP pasti ada rasa tertarik dengan lawan jenis
tapi itu hanya “cinta monyet” aja karena dapat dibilang rasa kami ini hanya
karena rasa ingin tau mencoba atau bahkan Cuma ingin mengenal karakter baru dan
rasa sesal aja.
Di sinilah perpecahan
dimulai,saat itu keadaan yang baik-baik saja tercipta tetapi hilang dengan
datangnya pertengkaran. Semua mulai berubah,aku,Aris,Elis,dan Mike selalu
bersama-sama tanpa kehadiran Siska dan Ratih. Itulah yang menjadi alasan
petengkaran kami.
Setahuku persahabatan itu bukan seperti
pelangi yang sesaat datang lalu pergi menjauh entah kemana,atu bahkan sahabat
itu bukan seperti matahari yang akan hilang saat malam tiba. Tetapi semua yang
ku tau itu tak seperti kenyataan di dunia nyata,mungkin sahabat sejati di dunia
ini hanya satu banding seribu aja.
Pagi itu seperti
biasa,disekolah Aris mulai berbagi cerita denganku Elis dan Mike,Aris berkata
eh eh eh…menurutku Siska dan Ratih sekarang
berubah yawh,mereka jarang sekali ngumpul bareng dengan kita.
Emmmmm… betul,betul,betul …
jujur aku tak menyukai jika mereka begitu “,sahut Elis yang saat itu
mendengarkan omongan Aris.
Akupun mulai berpendapat :
“wah betul tuh “yang saat itu
berpendapat dengan Mike”
“aku juga tak terlalu suka
dengan sikap Siska “ Dengan tertawa kami mengucapkan ,karena kami berbicara
seperti itu dengan serentak..
Anak-anak
sekeliling bangku kami mulai terdiam ,karena ada guru yang masuk memulai
pelajaran Geografi ,maklumlah semua pada diam ,karena gurunya super disiplin
dan super tegas ,itulah yang menjadikan sekolah ini tambah disiplin ,walaupun
sedikit mengantuk ,tapi aku mencoba untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Bel istirahat pun berbunyi
,tanda bersiap-siap membereskan buku-buku yang ada dibangku.Akupun selalu
istirahat dengan Mike ,karena aku jarang istirahat dengan Siska dan Ratih..
Tiba-tiba setelah bel masuk
,Siska bersikap seperti benci padaku ,aku tak tau apa salahku ,mungkin karena
aku,Aris,Elis dan Mike yang selalu ngomonggi dia ,padahal maksud kami bukan
seperti itu.
Suasana kelas terasa
membosankan yang akhirnya menuntun kami pergi ke kantin .itulah tempat para
siswa untuk melepaskan jenuh …. Padahal itu dapat dikatakan sebagai “potret
siswa yang tidak menghargai waktu “ ,tapi tanpa kekantin saat jam pelajaran
kosong itu kurang lengkap he he he… ,itung-itung itu menjadi sebuah pengalaman
.
Sekolah dan sekolah itulah
yang terus kujalani ,hari ini terasa resah dan gelisah ,mungkin karena SMS dari
Aris tadi malam “hemmm…” aku mencoba menghembuskan nafas perlahan-lahan .
“ El antarin kekamar mandi donk? Suara Aris yang tiba-tiba
mengkagetkanku saat aku duduk termenung diteras depan kelasku.
“Emm… “ Jawabku sambil
berfikir ,tanpa banyak tanya lagi dia mengajaku ke kamar mandi ,suara langkah
kaki terdengar mendekat ke arak ku dan Aris.
“El ,kemarin ngomongi apa aja
tentang aku ? jadi sahabat gak usah munafiq dech !! suara itu tiba-tiba
terdengar ditelinggaku ,yang ternyata suara itu terucap langsung dari bibir
Siska ,aku tersentak kaget mendengarkanya ,akupun tak bicara sepatah kata pun.
“Maksud kita gak gitu ,kita
gak pernah ngomongin dibelakang ,wajar ajalah kita kayak gini ,mungkin semua
sahabat itu pasti ada sikap yang gak disukai “ sahut Aris yang berdiri
disampingku.
Rasanya telingga ini tak
dapat lagi mendengar kata-kata yang mereka ucapkan ,mungkin kata-kata itu
terlalu pahit untuk kuterima ,saat itu pula aku berdo’a kepada Tuhan ,agar
waktu itu tidak pernah terulang lagi dan kejadian itu semoga tak akan teringat
lagi ,walaupun hanya sedetik.
Satu bulan telah berlalu
Siska dan sikapnya yang angkuh masih bertahan ,sejenakpun dia tak pernah menyapaku
,kami pun saling cuek Aris,Mike,Elis telah bersahabat kembali dengan Siska
,hanya tinggal diri ini yang mungkin susah dimaafkan.
Ujian akhir semester II kelas
VIII SMP hanya tinggal menghitung hari.Belajar dan belajar itulah yang harus
kulakukan sekarang ini .Tapi hari ini kelasku diacak kembali ,yang biasanya aku
dikelas VIII-A kini kembali lagi kekelas VIII-B .Hari yang sangat melelahkan
bagiku ,karena harus bersih-bersih dikelas ,tapi untung tak ada pelajaran
,fikirku.
Ternyata e ternyata beberapa
menit kemudian sosok guru Agama yang selalu menebar senyum dating ke kelas
kami.
“ siang anak-anak !?
“siang pak jawab kami dengan
serentak
“ uhhh
padahal sudah seneng-seneng gak ada pelajaran tapi ternyata sebaliknya “
sahutku pelan.
“hari ini saya buat ngak ada
pelajaran ,karena saya tau anak –anak VIII-B yang oke-oke ini sangat capek dan
ngantuk ,iya kan ! ,sapa guru agama yang terkenal humoris dan narsis ini (sambil tersenyum)
“Alhamdulillah ,,,hehehe… sahut
kami dengan semangat
“ tapi ,hari ini saya ingin
kalian semua mengomentari saya ,tapi kalau memang ada guru lain yang ingin
kalian komentari juga tidak apa-apa.
“baik pak…( dengan memegang
bulpoin dan selembar kertas yang ada dibangku
),kami pun
mulai menulis komentar-komentar untuk pak Nasrul sudah ku siapkan dan juga
komentar untuk guru-guru yang lainya.
Tapi rasa penasaran tentang
komentar Aris,Elis dan Siska muncul,tapi mereka ngak mau ngasih tau .
Hemmm… ya sudahlah yang
namanya juga komentar untuk” guru-guru “ pikirku
Setelah
terkumpul komentar dari para siswa ,Pak Nasrul menyempatkan untuk membacanya di
depan kelas .Aku dikagetkan dengan komentar-komentar temanku yang menyebutkan nama
ku di selembaran kertas yang ditujukan untuk mengomentari Bu Ani ,yaitu guru
PKN kelas VIII .Di kertas itu tertulis bahwa anak-anak lain merasa kecewa karena Bu Ani bersikap
pilih kasih terhadapku ,katanya sich aku anak kesayanganya .Hmmmm. wajarlah aku
termasuk murid yang akrab dengan Guru PKN fersebut,wajarlah mereka pada
iri…hehehe.
Tapi aku tak pernah tau siapa
yang komentar seperti itu ,menurutku sich yang komentar seperti itu adalah
sahabatku sendiri ,tapi aku tak mau su uzhon seperti itu,kalau memang yang
menulis sahabatku ,mungkin lebih baik mereka berbicara langsung saja didepanku
,gak usah dibelakang kayak gini .
Mentari mulai menyapa lagi
,tak terasa hari-hari yang kujalani telah berlalu begitu cepat,ujian akhir
semester akhirnya aku jalani dengan penuh semangat ,tapi tak bisa di pungkiri
kalau hasilnya bercampur dengan contekan hehehe… maklumlah contek-mencontek
sudah menjadi budaya .
“sukses” itulah ungkapanku
,karena telah berhasil menyeleseikan ujian akhir semester kelas VIII .Dan
sekarang waktunya mempersiapkan diri menjadi kakak tertua bagi adik-adik kelas.
Sholat adalah satu-satunya
kegiatan yang bisa melepas penatku ,karena urusan dunia..Tak lupa aku berdo’a
kepada-NYA agar aku diampuni atas semua dosa-dosaku yang telah menzolimin
sahabatku (Siska) ,aku berharap dia akan memaafkan ku.
Pagi-pagi aku sudah
bersiap-siap menyambut diriku yang lebih dewasa lagi saat kelas IX –B ini
.Pernah terfikir untuk meminta maaf ,tapi rasa malu yang muncul ,karena hati
ini merasa malu menjadi sahabat yang tak baik .
Akhirnya aku putuskan untuk
meminta maaf saat bel pulang berbunyi ,alasanku meminta maaf adalah karena aku
tidak ingin dianggap sebagai musuhnya ,lagi pula bulan puasa
Setelah meminta maaf dan
saling memaafkan ,kami akhirnya menjalin persahabatan kembali ,pertama sich
Siska belum terbiasa denganku tapi lama-kelamaan terbiasa juga
Bulan puasa kini datang lagi
,insya allah bulan puasa ini menjadi lebih special ,karena tak ada rasa dendam
lagi dan iri hati didalam hati kecil ini
Di bulan puasa ini,kegiatan
sekolah sering kali diliburkan atau jam pelajaran di kurangi .Pondok ramadhon
,itulah kegiatan yang wajib dilakukan disekolah ini ,karena memang misi sekolah
ini adalah “ MENYIPTAKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG RELEGIUS” kegiatan ini
sering dikaitkan dengan ceramah .“suntuk” mungkin dapat jadi gambaran perasaan
siswa –siswi SMPN 2 TRAWAS ini ,tapi beruntung penceramahnya humoris jadi
suasananya jadi menyenangkan.
Penceramah saat itu
menyajikan topic yang gak asing buat anak remaja SMP yaitu tentang “cinta “tapi
yang dimaksud disini adalah cinta sang pencipta kepada makhluknya,suasana
masjid saat itu sangat mencengangkan ,hamper semua siswa menangis karena sangat
terharu….. Tuhan itu memang maha memberi ,karenanya kita dapat bernafas tanpa
harus membayar sepeserpun.
“Subhanallah”
…. Setelah selesei kegiatan akhir sekolah ini ,kami mulai pulang kerumah
masing-masing.
Libur itulah yang
kutunggu-tunggu pastinya .Kini puasa aku jalani dirumah dengan menunggu hari
kemenangan.
Tak terasa sudah sebulan
penuh puasa,kini waktunya membersihkan jiwa dengan saling mamaafkan ,tapi hari
itu juga mengingatkan aku akan sepupuku yang telah menghadap ilahi .Hanya do’a
yang dapat kupanjatkan serta sajadah yang akan menemani sujudku ,agar dia
tenang di sisi NYA …Amin…
Serpihan sesal mulai menuai
yang akhirnya menuntun tangan ini untuk berjabat tangan dengan orang-orang yang
pernah aku salahi,terutama sosok Ibu yang pertama ,aku minta maaf kepadanya.Air
mata ini ingin sekali aku sembunyikan dari hadapanya ,hanya sebuah senyum yang
mampu ia tunjukan kepada ku.
Untuk mereka yang pernah
menyakitiku ,aku ucapkan terima kasih ,karena telah membuatku menjadi lebih
tegar ,dan untuk mereka yang pernah kusakiti khususnya Siska ,terima kasih
karena kau telah menggajarkan aku apa arti “sahabat” itu dan arti menyadari
sebuah kesalahan.
Kini aku sadari Tuhan selalu
adil dan juga Tuhan telah memberiku begitu banyak kesempatan untuk hidup lebih
baik ,aku begitu beruntung dibandingkan dengan mereka yang kurang beruntung dan juga mereka yang memiliki waktu singkat
untuk hidup .
Dan kini aku
juga mengerti hidup bukan hanya bermodal “KATA BISA” untuk melakukan apapun
tapi hidup itu perlu MENGERTI “ agar lebih bermakna dan kita juga gak pernah
tau siapa kawan dan siapa lawan …..SO…. tetap hati-hati walaupun dengan orang
yang kita percaya …!!!
SEKIAN
NAMA : ROCHANI NINGSIH
KELAS
: IX/B
TTL : MOJOKERTO, 26 FEBRUARI 1997
ALAMAT : DSN JIBRU ,DS BELIK KEC. TRAWAS
MOTTO : LAKUKAN APA YANG INGIN KITA
LAKUKAN SELAGI ITU TIDAK MERUGIKAN
DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
No comments:
Post a Comment