Dulu Ibuku pernah bercerita kepadaku tentang kebun binatang Surabaya . Katanya disana
itu tempatnya sangat indah ada tempat bermainnya, hewan-hewannya pun
bermacam-macam. Mulai saat itu aku ingin sekali kesana. Aku pernah mengajak
ayahku untuk berlibur ke Kebun Binatang Surabaya tapi ayahku tidak mau karena
tempatnya jauh, tidak tau jalannya, alasannya sangat banyak. Aku hanya bisa
melihar kebun binatang itu sekilas di TV saja.
Salama ini aku tidak pernah ke kebun binatang. Hanya satu kali aku bisa
melihat kebun binatan. Itupun saat aku habis ujian kelas 6 SD, untuk mencuci
mata kami rekreasi. Pas sekali rekreasinya ke Lamongan. Beruntung waktu itu
sebelum ke WBL mampir dulu ke Gua Maharani jadi aku bisa melihat Mini Zoo.
Banyak sekali hewan-hewan yang masih berkeluarga dengan kucing. Hewan-hewan
yang memanjat. Kami dulu tidak bisa terlalu lama di Mini Zoo, karena harus ke
WBL. Walaupun Cuma sebentar aku sangat senang sekali.
Suatu saat aku diajak Ibuku keresepsi anaknya pamanku di Surabaya , Ibuku juga
bilang nanti mampir ke Kebun Binatang Surabaya. Aku sangat senang sekali ketika
Ibu berkata kepadaku. Paginya aku bersiap-siap, untung saja saat itu hari
minggu jadi aku tak perlu repot-repot bikin surat ijin. Kami kesana naik mpbil sewaan.
Karena mobilnya menunggu di rumah bibiku, jadi aku, ayah dan ibuku berangkat
dulu kerumah bibi. Rumahnya tidak terlalu jauh dati rumahku.
Sampai disana ternyata mobilnya belum datang sehingga kami semua
menunggu. Hampir dua jam kami menunggu, bibiku kesal sekali.
“ Katanya datang jam tujuh pagi tadi kenapa sampai sekarang belum datang
juga”. Ujar bibiku.
“ Bagaimana ini kita kan
sudah sepakat kemarin, katanya berangkat pagi-pagi supaya nanti sampainya tidak
terlalu siang”. Kata ayahku kesal.
Mereka semua kesal, tapi aku hanya duduk sambil mendengarkan ocehan
mereka, tidak lama kemudian orang yang menyupir mobil sewaan itu menelpon
bibiku. Katanya dia disuruh mengantar pasir oleh atasannya dan sekarang sedang
diperjalanan ke sini. Semua bersiap-siap membawa barang masing-masing. Lalu
dari depan terdengar suara bel berbunyi. Mungkin mobilnya, kamipun bergegas
keluar, semua barang bawaan ditaruh di bagasi.
Satu mobil ini diisi oleh delapan orang, kakekku juga ikut, aku dan Ibuku
duduk ditengah, Ayahku duduk dibelakang dengan kakekku. Kami berangkat jam
sembilan berarti sudah hampir dua jam lebih kami menunggu.
“ Lama sekali kamu mengantar pasir? “. Ujar Ayahku.
Maaf, sebenarnya aku nggak mau mengantar tapi katanya itu sangat penting,
aku juga dipaksa”. Jawab sopir itu.
“ Ya udah, gak apa-apa”. Kata Bibiku.
Aku lupa tidak bawa air munum, untung bibiku bawa air minum satu botol,
dia juga bawa oabt agar tidak mabok. Bibiku kebiasaan kalau mau pergi jauh naik
mobil selalu mabuk darat. Agar tidak mabuk bibi duduk di depan biar dapat udara
lebih banyak.
Saat perjalanannya sudah agak jauh, kakiku terasa panas karena terkena
geseran mesin dibawahnya. Lalu aku melepas sepatuku dan kakiku kuangkat ke atas
kursi. Pemandangan saat diperjalanan sangat indah. Aku duduk ditengah jadi
tidak terlalu kena angin dari luar.
“ Meg, tolong mintain air ke bibimu,” Ujar Ibu sembari menolehkan
wajahnya ke aku.
“ Bi, Ibu minta air “. Kataku menepuk bahu bibi
“ Ini airnya, Meg “. Jawab bibiku.
Ku ambil airnya, Ibu perlahan meminum air tersebut.
“ Ya bu “. Jawabku.
Ku minum dengan perlahan takut air tersebut tersebut tumpah ke bajuku.
Sudah dua jam perjalanan tapi kata supirnya masih jauh. Di dalam mobil
aku berangan-angan bagaimana Kebun Binatang Surabaya, apakah tempatnya seperti
mini zoo di Lamongan. Aku senang sekali waktu itu. Aku ingin tahu bagaimana
dalamnya apakah seperti yang diceritakan ibu atau sekarang lebih bagus.
Aku ingin sekali cepat sampai, tapi masih jauh. Aku harus bersabar. Saat
mulai sampai Surabaya
aku senang sekali. Saat itu tidak terlalu rami jadi tidak terlalu macet. Jika
macet pun tidak menunggu terlalu lama. Pas dipertigaan banyak sekali kendaraan
sehingga agak macet, kami pun berhenti tepat di depan kantor studio yang biasa
dipakai di becak. Becak yang sering siaran di JTV.
“ Itu tempat yang biasa dipakai siaran oleh becak”. Ujar sopir sambil
menoleh ke tempat tersebut.
Semua percaya karena supir tersebut hampir hafal semua daerah dan tempat-tempat
di Surabaya .
“ Waduh, Bagus ya tempatnya.” Kataku terkagum
“ Meg, ikut audisi nyanyio loe .” Ujar Ayahku
“ Ya, kapan-kapan aja .” jawabku
Mobil didepan sudah jalan, kami melanjutkan perjalanan. Tinggal beberapa
kilo lagi. Ternyata di Surabaya itu panas, sampai-sampai aku melepas kerudungku
karena panas. Rasanya leherku sudah berlucuran keringat. Tidak jauh dari tempat
tersebut ada gedung yang sedang dipakai untuk resepsi. Banyak sekali undangan
orang-orang kaya yang membawa mobil masing-masing. Kata bibiku rumahnya dekat
hotel. Supirnya sudah tahu alamatnya tapi gangnya yang tidak tahu, hotelnya pun
sudah ditemukan. Lalu kami mulai mencari rumahnya, karena kami sudah memutari
daerah tersebut dua kali, akhirnya kami berhenti dipedagang kaki lima dan supirnya turun
bertanya ke pedagang tersebut.
“ Siang Pak, Bapak tahu jalan ini “ tanya supir
“ Lurus saja, nanti ada pertigaan “ jawab pedagang
“ Terima kasih, Pak “ kata supir
Supir tersebut masuk dan bergegas manarik pegasnya, setelah menemukan
pertigaan tersebut. Dari kejauhan terdengar suara sound sistem. Kami pun
mencari asal bunyi tersebut. Ternyata resepsi itu diadakan di balai desa bukan
dirumahnya. Lalu kami turun dan disambut oleh mereka. Barang-barang bawaan
dibagasi dikeluarkan dan dibawa kedalam.
Rupanya di dalam balai desa tidak ada meja sama sekali yang ada hanya
kursi di tata rapi. Lalu kami semua duduk, kami diambilkan air. Tidak menunggu
terlalu lama kami sudah disiapkan makanan, kami nenyantapnya dengan senang.
Selesai makan kami keluar sambil melihat pemandangan disekitar balai desa.
Ternyata di Surabaya itu udaranya sangat panas. Sampai-sampai terasa tubuhku
dipenuhi keringar. Berjam-jam kami disana, aku mengajak ibuku pulang. Mereka
sudah bilang mau mengajakku ke Kebun Binatang Surabaya. Meraka pun berdiri dan
pamitan. Sebenarnya kami masih belum boleh pulang, jika lama-lama ada disana
nanti sampai rumah kemalaman. Kami pun bergegas kemobil dan segera berangkat.
Dalam hatiku berkata, sebentar lagi aku bisa melihat Kebun Binatang
Surabaya. Supaya perjalannya lebih cepat kami lewat di jalan tol. Saat lewat di
jalan tol dari bawah ku lihat ada maskot kota Surabaya yaitu ikan sura
dan buaya. Lalu aku lihat disekitarnya ternyata yang kulihat pintu masuk ke
Kebun Binatang. Diatasnya juga ada gambar beberapa binatang dan bertuliskan
Kebun Binatang Surabaya. Waduh aku senang sekali, akhirnya aku bisa kesana.
Tapi kenyataannya mobilnya terus jalan dan melewati Kebun Binatang tersebut.
Aku membisiki Ibuku.
“ Bu, kok gak ke kebun binatang “ tanyaku
“ Sudah diam saja, bibimu ingin kerumah saudaranya. Lagi pula ini juga
sudah sore kan .
Sudah tidak ada waktu lagi.” Jawab Ibu.
Aku pun kesal dan rasanya aku ingin menangis. Aku marah sama ibuku. Ibuku
tetap diam dan mengikuti kemana bibi mau pergi. Sudah lama kita mencari
rumahnya tapi dari tadi kita tidak menemukannya. Aku tetap ngambek dalam
mobil dan terasa pipiku sudah terbasahi oleh air mataku. Ibu membisikiku untuk
berhenti menangis. Aku sangat kesal sekali waktu itu. Padahal aku ingi sekali
ke sana tapi
kini sudah tak mungkin. Karena aku sudah sangat jauh.
Setelah sekian lama akhirnya sampai juga dirumah saudaranya bibiku.
Rumahnya itu sangat sempit namanya juga di Surabaya . Dia bekerja memfotocopy kamus dan
setelah banyak dia menyetor ke atasannya. Sampai disana bibiku ingin
menyegarkan tubuhnya, tempat mandinya sangat kecil, airnya saja keruh, warnanya
seperti gak mai mandi disitu.
Beberapa jam ada disana kita pun bergegas pulang. Kukira kita langsung ,
ternyata kita masih berkunjung lagi ketempat saudara bibiku. Tempatnya tidak
terlalu jauh dari tempat saudara bibiku yang tadi, rasanya darahku memuncak.
“ Bu, kanapa gak pulang saja, aku capet dari tadi tidak ke Kebun Binatang
Surabaya malah ke rumah saudaranya bibi “ Ujar aku
“ Udah ikuti aja.” Ujar Ibuku
Rasanya aku ingin menangis lagi, dalam hatiku aku sangat marah dan kesal.
Kami turun lagi dari mobil dan segera masuk.
Assalamu’allaikum.” Ujar bibiku
Tidak ada yang menjawab, lalu bibiku
melihat kesalam, ternyata orangnya lagi masak. Dia kaget jika saudaranya
datang. Kami dipersilahkan masuk, mereka bekerja menyewakan sound siste. Disana
menyewa sound sistem sangat mahal. Dibandingkan dengan didesaku harganya
setengah dari harga disana. Sebenarnya kami tidak mau terlalu lama disana. Kami
disuruh makan disana. Malahan sudah disiapkan makanan, akhirnya kami makan dulu
baru pulang. Selesai makan kami pulang. Sebelum pulang kami berhenti sebentar
ke pasar pinggir jalan, kami semua turun untuk membeli oleh-oleh, aku dan ibuku
menuju toko baju.
“ Ga, sebagai gantinya kita beli baju saja ya? “ tanya Ibu
“ Terserah “ jawabku cemberut
“ Sudah jangan marah, kapan-kapan kita ke sanam kita nanti ajak kakakmu
saja.” Ujar Ibu.
Kami berdua segera masuk dan segera memilih baju.
“ Bagaimana kalau yang ini “ tanya ibu
“ Tterserah.” Jawabku
“ Kita coba saja.” Kata ibu
Ibu mengambil bajunya dan segera menuju ruang ganti. Aku disuruh melepas
bajuku, tapi aku tidak mau. Lalu aku coba bajunya dan bajuku tetap kupakai.
Setelah cocok kami menuju kekasir, waktu itu penjaganya perempuan.
“ Mbak, tolong bungku yang ini.” Kata ibu menyodorkan bajunya.
“ Sudah ini saja buk.” Tanya penjaga toko tersebut
“ Ya.” Jawab ibuku
Selesai mambayar baju tadi, kami bergegas keluar. Setelah membeli baju,
ibu mencari buah untuk oleh-oleh di rumah. Tidak jauh dari toko baju tadi ada
toko buah. Kami berjalan ke toko tersebut. Ibu membeli buah mangga, aku minta
dibelikan buah pir, karena aku suka sekali buah tersebut. Selesai berbelanja,
aku dan ibuku kembali ke mobil, semuanya sudah masuk kami segera pulang.
Saat perjalanan pulang bibiku memakan buah yang
dibelinya, tidak terasa kami hampir sampai rumah. Aku, ibu dan ayahku
diantarkan sampai depan rumah. Kami turun bergegas masuk kedalam. Kakekku juga
turun bersamaku, biar nanti ayah yang mengantar kakek pulang. Sampai dirumah
aku beristirahat dan mencoba baju baruku. Dan kejadian yang tadi sudah
kulupakan. Tadinya aku marah sekali ke Ibu karena tak jadi ke kebun binatang.
Tapi sekarang aku senang karena dibelikan baju baru oleh ibu. Mungkin esok hari
aku bisa kesana.
BIODATA
Nama
: Mega Chania
TTL : Mojokerto, 27 Mei 1997
Alamat : Dsn. Sendang. Ds. Penanggungan
Kec.
Trawas – Kab. Mojokerto
Motto : Dibutuhkan Usaha Untuk Mencapai Keberhasilan
No comments:
Post a Comment