Wednesday, October 12, 2011

MARAH JUGA SENANG


Dulu Ibuku pernah bercerita kepadaku tentang kebun binatang Surabaya. Katanya disana itu tempatnya sangat indah ada tempat bermainnya, hewan-hewannya pun bermacam-macam. Mulai saat itu aku ingin sekali kesana. Aku pernah mengajak ayahku untuk berlibur ke Kebun Binatang Surabaya tapi ayahku tidak mau karena tempatnya jauh, tidak tau jalannya, alasannya sangat banyak. Aku hanya bisa melihar kebun binatang itu sekilas di TV saja.
Salama ini aku tidak pernah ke kebun binatang. Hanya satu kali aku bisa melihat kebun binatan. Itupun saat aku habis ujian kelas 6 SD, untuk mencuci mata kami rekreasi. Pas sekali rekreasinya ke Lamongan. Beruntung waktu itu sebelum ke WBL mampir dulu ke Gua Maharani jadi aku bisa melihat Mini Zoo. Banyak sekali hewan-hewan yang masih berkeluarga dengan kucing. Hewan-hewan yang memanjat. Kami dulu tidak bisa terlalu lama di Mini Zoo, karena harus ke WBL. Walaupun Cuma sebentar aku sangat senang sekali.
Suatu saat aku diajak Ibuku keresepsi anaknya pamanku di Surabaya, Ibuku juga bilang nanti mampir ke Kebun Binatang Surabaya. Aku sangat senang sekali ketika Ibu berkata kepadaku. Paginya aku bersiap-siap, untung saja saat itu hari minggu jadi aku tak perlu repot-repot bikin surat ijin. Kami kesana naik mpbil sewaan. Karena mobilnya menunggu di rumah bibiku, jadi aku, ayah dan ibuku berangkat dulu kerumah bibi. Rumahnya tidak terlalu jauh dati rumahku.
Sampai disana ternyata mobilnya belum datang sehingga kami semua menunggu. Hampir dua jam kami menunggu, bibiku kesal sekali.
“ Katanya datang jam tujuh pagi tadi kenapa sampai sekarang belum datang juga”. Ujar bibiku.
“ Bagaimana ini kita kan sudah sepakat kemarin, katanya berangkat pagi-pagi supaya nanti sampainya tidak terlalu siang”. Kata ayahku kesal.
Mereka semua kesal, tapi aku hanya duduk sambil mendengarkan ocehan mereka, tidak lama kemudian orang yang menyupir mobil sewaan itu menelpon bibiku. Katanya dia disuruh mengantar pasir oleh atasannya dan sekarang sedang diperjalanan ke sini. Semua bersiap-siap membawa barang masing-masing. Lalu dari depan terdengar suara bel berbunyi. Mungkin mobilnya, kamipun bergegas keluar, semua barang bawaan ditaruh di bagasi.
Satu mobil ini diisi oleh delapan orang, kakekku juga ikut, aku dan Ibuku duduk ditengah, Ayahku duduk dibelakang dengan kakekku. Kami berangkat jam sembilan berarti sudah hampir dua jam lebih kami menunggu.
“ Lama sekali kamu mengantar pasir? “. Ujar Ayahku.
Maaf, sebenarnya aku nggak mau mengantar tapi katanya itu sangat penting, aku juga dipaksa”. Jawab sopir itu.
“ Ya udah, gak apa-apa”. Kata Bibiku.
Aku lupa tidak bawa air munum, untung bibiku bawa air minum satu botol, dia juga bawa oabt agar tidak mabok. Bibiku kebiasaan kalau mau pergi jauh naik mobil selalu mabuk darat. Agar tidak mabuk bibi duduk di depan biar dapat udara lebih banyak.
Saat perjalanannya sudah agak jauh, kakiku terasa panas karena terkena geseran mesin dibawahnya. Lalu aku melepas sepatuku dan kakiku kuangkat ke atas kursi. Pemandangan saat diperjalanan sangat indah. Aku duduk ditengah jadi tidak terlalu kena angin dari luar.
“ Meg, tolong mintain air ke bibimu,” Ujar Ibu sembari menolehkan wajahnya ke aku.
“ Bi, Ibu minta air “. Kataku menepuk bahu bibi
“ Ini airnya, Meg “. Jawab bibiku.
Ku ambil airnya, Ibu perlahan meminum air tersebut.
“ Ya bu “. Jawabku.
Ku minum dengan perlahan takut air tersebut tersebut tumpah ke bajuku.
Sudah dua jam perjalanan tapi kata supirnya masih jauh. Di dalam mobil aku berangan-angan bagaimana Kebun Binatang Surabaya, apakah tempatnya seperti mini zoo di Lamongan. Aku senang sekali waktu itu. Aku ingin tahu bagaimana dalamnya apakah seperti yang diceritakan ibu atau sekarang lebih bagus.
Aku ingin sekali cepat sampai, tapi masih jauh. Aku harus bersabar. Saat mulai sampai Surabaya aku senang sekali. Saat itu tidak terlalu rami jadi tidak terlalu macet. Jika macet pun tidak menunggu terlalu lama. Pas dipertigaan banyak sekali kendaraan sehingga agak macet, kami pun berhenti tepat di depan kantor studio yang biasa dipakai di becak. Becak yang sering siaran di JTV.
“ Itu tempat yang biasa dipakai siaran oleh becak”. Ujar sopir sambil menoleh ke tempat tersebut.
Semua percaya karena supir tersebut hampir hafal semua daerah dan tempat-tempat di Surabaya.
“ Waduh, Bagus ya tempatnya.” Kataku terkagum
“ Meg, ikut audisi nyanyio loe .” Ujar Ayahku
“ Ya, kapan-kapan aja .” jawabku
Mobil didepan sudah jalan, kami melanjutkan perjalanan. Tinggal beberapa kilo lagi. Ternyata di Surabaya itu panas, sampai-sampai aku melepas kerudungku karena panas. Rasanya leherku sudah berlucuran keringat. Tidak jauh dari tempat tersebut ada gedung yang sedang dipakai untuk resepsi. Banyak sekali undangan orang-orang kaya yang membawa mobil masing-masing. Kata bibiku rumahnya dekat hotel. Supirnya sudah tahu alamatnya tapi gangnya yang tidak tahu, hotelnya pun sudah ditemukan. Lalu kami mulai mencari rumahnya, karena kami sudah memutari daerah tersebut dua kali, akhirnya kami berhenti dipedagang kaki lima dan supirnya turun bertanya ke pedagang tersebut.
“ Siang Pak, Bapak tahu jalan ini “ tanya supir
“ Lurus saja, nanti ada pertigaan “ jawab pedagang
“ Terima kasih, Pak “ kata supir
Supir tersebut masuk dan bergegas manarik pegasnya, setelah menemukan pertigaan tersebut. Dari kejauhan terdengar suara sound sistem. Kami pun mencari asal bunyi tersebut. Ternyata resepsi itu diadakan di balai desa bukan dirumahnya. Lalu kami turun dan disambut oleh mereka. Barang-barang bawaan dibagasi dikeluarkan dan dibawa kedalam.
Rupanya di dalam balai desa tidak ada meja sama sekali yang ada hanya kursi di tata rapi. Lalu kami semua duduk, kami diambilkan air. Tidak menunggu terlalu lama kami sudah disiapkan makanan, kami nenyantapnya dengan senang. Selesai makan kami keluar sambil melihat pemandangan disekitar balai desa. Ternyata di Surabaya itu udaranya sangat panas. Sampai-sampai terasa tubuhku dipenuhi keringar. Berjam-jam kami disana, aku mengajak ibuku pulang. Mereka sudah bilang mau mengajakku ke Kebun Binatang Surabaya. Meraka pun berdiri dan pamitan. Sebenarnya kami masih belum boleh pulang, jika lama-lama ada disana nanti sampai rumah kemalaman. Kami pun bergegas kemobil dan segera berangkat.
Dalam hatiku berkata, sebentar lagi aku bisa melihat Kebun Binatang Surabaya. Supaya perjalannya lebih cepat kami lewat di jalan tol. Saat lewat di jalan tol dari bawah ku lihat ada maskot kota Surabaya yaitu ikan sura dan buaya. Lalu aku lihat disekitarnya ternyata yang kulihat pintu masuk ke Kebun Binatang. Diatasnya juga ada gambar beberapa binatang dan bertuliskan Kebun Binatang Surabaya. Waduh aku senang sekali, akhirnya aku bisa kesana. Tapi kenyataannya mobilnya terus jalan dan melewati Kebun Binatang tersebut. Aku membisiki Ibuku.
“ Bu, kok gak ke kebun binatang “ tanyaku
“ Sudah diam saja, bibimu ingin kerumah saudaranya. Lagi pula ini juga sudah sore kan. Sudah tidak ada waktu lagi.” Jawab Ibu.
Aku pun kesal dan rasanya aku ingin menangis. Aku marah sama ibuku. Ibuku tetap diam dan mengikuti kemana bibi mau pergi. Sudah lama kita mencari rumahnya tapi dari tadi kita tidak menemukannya. Aku tetap ngambek dalam mobil dan terasa pipiku sudah terbasahi oleh air mataku. Ibu membisikiku untuk berhenti menangis. Aku sangat kesal sekali waktu itu. Padahal aku ingi sekali ke sana tapi kini sudah tak mungkin. Karena aku sudah sangat jauh.
Setelah sekian lama akhirnya sampai juga dirumah saudaranya bibiku. Rumahnya itu sangat sempit namanya juga di Surabaya. Dia bekerja memfotocopy kamus dan setelah banyak dia menyetor ke atasannya. Sampai disana bibiku ingin menyegarkan tubuhnya, tempat mandinya sangat kecil, airnya saja keruh, warnanya seperti gak mai mandi disitu.
Beberapa jam ada disana kita pun bergegas pulang. Kukira kita langsung , ternyata kita masih berkunjung lagi ketempat saudara bibiku. Tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat saudara bibiku yang tadi, rasanya darahku memuncak.
“ Bu, kanapa gak pulang saja, aku capet dari tadi tidak ke Kebun Binatang Surabaya malah ke rumah saudaranya bibi “ Ujar aku
“ Udah ikuti aja.” Ujar Ibuku
Rasanya aku ingin menangis lagi, dalam hatiku aku sangat marah dan kesal. Kami turun lagi dari mobil dan segera masuk.
Assalamu’allaikum.” Ujar bibiku
Tidak ada yang menjawab, lalu bibiku  melihat kesalam, ternyata orangnya lagi masak. Dia kaget jika saudaranya datang. Kami dipersilahkan masuk, mereka bekerja menyewakan sound siste. Disana menyewa sound sistem sangat mahal. Dibandingkan dengan didesaku harganya setengah dari harga disana. Sebenarnya kami tidak mau terlalu lama disana. Kami disuruh makan disana. Malahan sudah disiapkan makanan, akhirnya kami makan dulu baru pulang. Selesai makan kami pulang. Sebelum pulang kami berhenti sebentar ke pasar pinggir jalan, kami semua turun untuk membeli oleh-oleh, aku dan ibuku menuju toko baju.
“ Ga, sebagai gantinya kita beli baju saja ya? “ tanya Ibu
“ Terserah “ jawabku cemberut
“ Sudah jangan marah, kapan-kapan kita ke sanam kita nanti ajak kakakmu saja.” Ujar Ibu.
Kami berdua segera masuk dan segera memilih baju.
“ Bagaimana kalau yang ini “ tanya ibu
“ Tterserah.” Jawabku
“ Kita coba saja.” Kata ibu
Ibu mengambil bajunya dan segera menuju ruang ganti. Aku disuruh melepas bajuku, tapi aku tidak mau. Lalu aku coba bajunya dan bajuku tetap kupakai. Setelah cocok kami menuju kekasir, waktu itu penjaganya perempuan.
“ Mbak, tolong bungku yang ini.” Kata ibu menyodorkan bajunya.
“ Sudah ini saja buk.” Tanya penjaga toko tersebut
“ Ya.” Jawab ibuku
Selesai mambayar baju tadi, kami bergegas keluar. Setelah membeli baju, ibu mencari buah untuk oleh-oleh di rumah. Tidak jauh dari toko baju tadi ada toko buah. Kami berjalan ke toko tersebut. Ibu membeli buah mangga, aku minta dibelikan buah pir, karena aku suka sekali buah tersebut. Selesai berbelanja, aku dan ibuku kembali ke mobil, semuanya sudah masuk kami segera pulang.
Saat perjalanan pulang bibiku memakan buah yang dibelinya, tidak terasa kami hampir sampai rumah. Aku, ibu dan ayahku diantarkan sampai depan rumah. Kami turun bergegas masuk kedalam. Kakekku juga turun bersamaku, biar nanti ayah yang mengantar kakek pulang. Sampai dirumah aku beristirahat dan mencoba baju baruku. Dan kejadian yang tadi sudah kulupakan. Tadinya aku marah sekali ke Ibu karena tak jadi ke kebun binatang. Tapi sekarang aku senang karena dibelikan baju baru oleh ibu. Mungkin esok hari aku bisa kesana.



BIODATA

Nama                        :     Mega Chania
TTL                          :     Mojokerto, 27 Mei 1997
Alamat                      :     Dsn. Sendang. Ds. Penanggungan
                                       Kec. Trawas – Kab. Mojokerto
Motto                       :     Dibutuhkan Usaha Untuk Mencapai Keberhasilan
 

No comments:

Post a Comment

Tutorial Pengelolaan Google Classroom