Ketika
pagi masih ada aku terbangun dan bertanya tentang diriku, di kepalaku terisi
“
Dimana keluargaku ?? ” tiba-tiba datang seorang pria yang juga orang tuaku
sendiri, ternyata aku masih ingat dengannya, tapi hatiku masih menyimpan tanya
?_? tersentak aku bangun segera dari tempat tidurku dan aku tanyakan kepadanya
(Bokap).
“
Yah, dimana Bunda? ” tanyaku dengan suara mengantuk dan berbisik dalam hati,
dengan perasaan gelisah juga takut.
“
Bunda.....sudah tidak ada nak ” jawab Bokap dengan memandangi aku dan membelai
rambutku bersama perasaan ibanya kepadaku, tersadar dari diam dan tanyaku
dengan perasaan sedih, aku menangis di hati nuraniku, berlalu aku dari tempat
itu, tapi aku coba terima kenyataan.
“
Nek, lagi apa Pean ? ” tanyaku kepada nenekku yang saat itu masih hidup
dengan aku.
Oh ya.......ini cerita hidupku
ditahun 2000.
“
Nenek, masak nak ” jawab nenekku yang sudah tua tapi belum terlalu pikun.
disaat itu aku belum sekolah masih kecil paling-paling umur 4 – 5 tahunan.
Saat itu aku masih nakal-nakalnya
dan sangat menyusahkan, disaat pagi itu aku masih bertanya-tanya sambil duduk
di depan TV kuno yang sepertinya sudah jadi kebiasaan bagiku setiap pagi, aku
saat itu masih belum logis dan seneng-seneng aja dengan hidupku. Saat aku
nonton TV aku sudah lupakan kata-kata yang bokap bilang tadi. Aku masih ceria
dengan wajahku yang menyenangkan meskipun tak cukup membanggakan.
Sesaat
kemudian aku ingin menghampiri bokap lagi, tapi sifatku yang manja muncul
“
Yah, ayah kesini, aduch kesini kok!! ” seru
panggilku merengek.
“
Kesini sendiri, ayah lagi sibuk ” sahut bokap dengan pelan penuh kasih sayang,
tapi aku tetep aja memaksa
“ Aduch, kesini kok......!! ” rengekku dengan
suara manja.
“
Nggak mau, kesini sendiri ya udah, ayah tak mau ke situ. Jangan manja-manja!! ”
sentak bokap yang sudah bosan
dengan rengekanku, tapi aku terus saja malah menangis keras dan mengeluh.
Kemudian nenekku menyahut dengan suara lembut dan sayang kepadaku.
“
Kesini nak, jangan nagis sudah-sudah, kesini nenek gendong ” tegur nenek
menghampiriku, aku digendong olehnya sampai aku diam menangis. Tapi ya itulah
kebiasaanku, dan itu pun karena rasa sayangku kepada Bokap yang sangat amat
dalam begitu pula rasa takutku kehilangan orang tuaku satu-satunya.
Oh ya......aku itu tinggal
berempat dengan Ayah, Kakak laki-laki, Nenek, Aku sendiri (hehehe ☺). Masa lalu
kecilku dulu sangat rumit, karena aku hidup diantara 4 dunia yang berbeda
didalam mimpi yang berbeda, tapi aku jalani dengan senang hati dan tidak ingat
lagi bagaimana aku dulu?.
Dimasa lalu sangat suram untuk
masa depanku sekarang. Pergaulanku yang bebas dan tidak terbatas membuatku
kenal dengan hal yang buruk menyakitkan hati juga diriku.
Disaat
beranjak SD dan dewasa, aku pernah melakukan hal-hal yang tak lazim dan
berdusta dengan Tuhanku sendiri begitu pula dengan orang tua yang aku sayangi.
Keluargaku saat itu jadi semakin
berantakan tak seperti dulu, tapi aku beruntung masih banyak orang yang sayang
sama aku, itupun dalam jumlah sedikit, aku sering menangis meratapi nasibku
sendiri.
Malam
hari tiba, kakakku marah-marah (seperti biasanya setiap hari jam dan menit, tak
pernah berhenti kalau belum mendapatkan maunya / waktu mengantuknya) dengan
nada keras
“
Yah, aku minta uang, cepetan ” sentak kakak kepada Ayah.
Tapi Ayah terus menanggapi dengan
hati yang tenang dan sabar sampai berhenti. Aku pun tak pernah tenang hidup
serumah dengan kakak, pernah waktu aku sedang dirumah, aku bercanda dengan dya
(kakak), tapi tiba-tiba canda itu menjadi tangis, karena dya selalu memukul aku
kalau tidak terima dengan candaku. Disaat itu aku berani bertanya kepada Tuhan
waktu aku sedang sholat.....
“
Ya Allah, aku ingin keluargaku bahagia, tapi kenapa Engkau buat keluargaku
berantakan lagi ya Allah, sudah tidak kuat lagi dengan keadaan ini “. Do’aku
dengan hati terisak gelisah.
Suatu
hari kakak marah-marah lagi, entah waktu itu minta apa kepada Ayah. Waktu itu
aku dikamar, tapi tiba-tiba saja kakak mengusir ayah dari rumahnya sendiri dan
ayah diam saja, nenekpun ikut menyalahkan kakak, dan tetangga-tetangga sudah
biasa mendengar pertengkaran antara ayah dan kakak setiap hari, kemudian
ayahpun keluar rumah menuruti kemauannya kakak yang sangat keterlaluan, akupun
menangis dan sedih mendengar itu semua, terfikir di kepalaku
“
Kakakku sungguh durhaka, aku benci banget sama dya ” aku pun berkata
“
Yah, jangan pergi, mau kemana pean?, jangan tinggalkan aku yah ” rengek aku
sambil berteriak, karena rasa takut dan sayangku untuk orang tua meski tanpa
bunda
“Sudah
diam saja nak disitu, ayah akan menuruti kemauan kakakmu, mungkin itu lebih
baik ” sahut ayah sambil berjalan, tapi tetap aku mencegah dan menangis di
dalam kamarku, aku tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan saat itu. Kakakku
tak pernah mencoba menyadari kesalahannya keesokkan kembali seperti semula.
Di
hari-kehari aku selalu tersiksa, setiap punya salah sedikit aku selalu di pukul
dan dianiaya (meskipun kecil siksaannya tapi aku perempuan yang masih SD dan manja) sampai menangis, setiap
kali nasehat-nasehat yang keluar dari mulut ayah pasti terabaikan olehnya,
itupun terjadi berkali-kali hampir setiap hari.
Suatu
hari aku berfikir “ SEANDAINYA BUNDA MASIH ADA PASTI HIDUPKU SELALU BAHAGIA”
tapi aku menyangkalnya “ SEMOGA AJA MENREKA BOHONG DAN SEBENARNYA BUNDA ITU
MASIH ADA TAPI DILUAR SANA ” dan saat itu juga aku selalu menganggap bahwa
bunda masih ada dengan aku dan aku merasakan itu. Didalam hati kecilku aku
berharap bunda memang benar-benar masih ada dan aku merindukannya. Gunggamku
dalam hati sejenak.
Sampai
tahun ini dan saat ini aku tetap berharap begitu bertahun-tahun, aku berusaha
mencoba untuk melupakan angan itu. Ketika aku Sekolah Dasar aku berusaha
bahagia dengan arah hidupku yang kian hari kian berubah berkelabu menimbun
semua harapan untuk hidup bebas.
Menjelang
kelas 6 SD aku mulai menyadari bahwa aku hidup dalam kenyataan yang pahit yaitu
“ HIDUP TANPA DISAYANGI OLEH BUNDA YANG
AKU HARAPKAN SELAMA INI ” aku mulai tulus menjalani akhir kisahku di SD.
Aku selalu berdo’a tiap melakukan sholat dan dalam do’aku tersirat “BUNDA AKU
SANGAT RINDU KEPADAMU”. Aku dan hariku kini tidak bisa indah selalu memendam
kisah pedih dalam hati. Akupun berusaha tertawa di hadapan teman-temanku.
Menjelang kelulusan SD aku serius belajar dan mempunyai harapan untuk membuat
ayah bangga dan bahagia dihadapanku. Dan pada akhir wisuda SD ternyata aku
tidak menduga, perasaanku sangat bahagia. Aku mendapat peringkat yang ke 2.
Disitulah ayahku sangat senang, aku melihat senyumnya dalam hari-hari sedihnya.
“
Alhamdulillah ya ..............Allah terima kasih atas kesempatan ini ” kataku
dalam hati. Memang benar kalau kita minta dukungan kepada orang tua kita
terutama ibu kita pasti terkabulkan.
“Bunda,
terima kasih atas do’amu kepadaku, aku sayang padamu bunda” seruku sambil
bersyukur didalam benakku.
Menjelang
SMP, aku sudah mengenal arti kasih sayang dan cinta, mengenal sahabat dan teman
sebagai kisah dalam sepiku yang mengarungi hari-hariku. Kisahku dikelas 7
sangat tidak menarik dan membosankan!
Menjelang
kelas 8 aku berubah drastis dari keluar kelas 7 aku yang pendiam dan tidak
terlalu menyusahkan, kini menjadi liar, nakal dan berantakan tapi sifatku
semakin asyik. Aku sekarang punya 2 sahabat, mereka adalah Rizka dan Ekhy,
mereka adalah sahabatku saat kelas 8. Kita jalani suka, senang, sedih inilah
kisahku dan teman-temanku.
Waktu
di sekolah kita selalu mondar-mandir berjalan mengelilingi semua ruangan yang
ada di sekolah ini, Rizka yang penampilannya simpel tapi ndak ribet, karena
selalu sensi dengan rambutnya. Sewaktu dikamar mandi........
“
Aduch....rambut ini mau diapain ya? ! ” kata Rizka sambil menyisir rambutnya.
“
Ya,....masak dimakan! ” sambung Ekhy dengan tawanya, setelah itu kita berjalan
lagi sambil mengobrol tentang hal-hal yang menurutku tak penting juga.
Karena aku berteman dengan mereka
aku kini menjadi cewek yang percaya diri. Selain mereka aku juga memiliki
sahabat lain diluar mereka, dia sahabat yang sejak kecil sudah bersamaku sampai
saat ini, tapi dia jauh disana.
Kini disaat kesepianku menjalani
hari di rumah sendirian aku selalu ingat dengannya ketika di rumah.
“
Sahabatku, aku rindu kepadamu!? ” pinta hati kecilku. Tapi di saat ini pun
masih merindukan bunda, aku sangat iri melihat mereka.
“
Bagaimana ya......rasanya punya ibu, dan gimana ya......di sayangi seorang ibu?
”
tanyaku dalam hati merenungi
nasibku yang dari kecil tak pernah tau rasanya kasih sayang dari seorang bunda
yang aku cintai.
Tiba-tiba ayahku datang
menghampiri aku.
“
Sedang apa............. si? ”tanya bokap
“
Ndak ngapa-ngapa yah ” jawabku sembari pergi meninggalkan tempat ku tadi menuju
kamar.
Hidupku
sekarang berubah sifat pemalu dan penakut yang kini aku miliki kini hilang. Aku
sudah berjanji dengan diriku sendiri, sejak aku merasakan penderitaan hidup dan
penyesalanku selama ini bahwa “ AKU TIDAK AKAN PERNAH MENGALAH KEPADA ORANG
LAIN YANG TAK SUKA DENGANKU, KARENA AKU BENCI MENGALAH DAN DIKALAHKAN ”.!!!
Setiap
aku bertengkar dengan kakakku, aku selalu melawannya, tak peduli dia saudaraku
atau bukan karena dia selalu menjelek-jelekkan aku.
“
Kamu jangan cerewet....sudah diam, tak hajar nanti kamu!! ” kakakku mengancam
dengan suaranya yang kasar.
“
Babah.....!! biarin, kamu yang mulai duluan ”. aku menyindir dengan nada kesal
dan ingin menangis.
“
Awas....kam kalau butuh aku ” kata kakakku mengancam
“
Aku gak akan butuh ” jawab aku.
Begitulah aku dan kakak hampir
setiap hari bertengkar terus dan jika saja dia (kakak) bertengkar dengan ayah,
aku selalu tidak bisa terima, karena dia sudah keterlaluan. Aku selalu kasihan
dan selalu aku lindungi ayah jika bertengkar lagi.
Itu
karena AKU SAYANG DENGAN AYAHKU karena dia selalu banting tulang hanya untuk
anaknya. Jika saja ada tetangga yang bergosip tentang aku, aku selalu cuek dan
menganggap mereka orang-orang yang sangat bodoh dari aku. Aku tidak akan
mengalah dengan kata orang lain yang mencela ayahku.
Ehmmm...............tapi aku kini
mencoba cuek dengan segala masalahyang aku jalani.
Disaat
aku masuk kedalam kamar aku selalu lega, dan bebas rasanya......melihat tulisan
yang aku ekspresikan didinding kamarku. Sambil mendengarkan musik dan tiduran
diatas kasur......aku selalu berkhayal dan bermimpi, dimana saatnya nanti aku
bisa membahagiakan dan bahagia dengan keluargaku.
“
Kapan ya.....aku bisa menjadi seperti dia? ”
Aku berfikir dalam benakku sambil
tersenyum. Yang aku maksud dia adalah Fansku. Tapi harapanku tak akan berhenti
sampai disini saja. Aku akan terus berusaha sampai aku bisa dan selalu berikan
senyuman...............he he he he........!!!!
“
BIODATA PENULIS “
Nama : Susi Puji Rahayu
Tempat,tanggal lahir : Mojokerto, 19 April 1996
Alamat : Dsn Kemendung
Ds, Penanggungan
Kec. Trawas – Kab. Mojokerto
Motto Hidup : Jangan selalu mengalah.
No comments:
Post a Comment