Wednesday, March 25, 2020

Cara Membuat Latihan Soal Melalui Google Formulir

Penyebaran Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah. Tidak ada tatap muka. Proses pembelajaran tatap muka diganti pembelajaran dalam jaringan (daring) atau yang lebih akrab kita sebut belajar online.

Akhirnya proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui aplikasi WhatsApp (WA). Guru lebih banyak mengirim tugas melalui WA. Siswa mengerjakan di kertas lalu difoto dan dikirim ulang ke gurunya. Dan ini tentu memberikan beban yang semakin berat pada anak-anak dan juga guru.

Penerapan pembelajaran online terkendala banyak hal. Baik dari kompetensi guru, orang tua, maupun infastruktur pendukungnya. Masih banyak orang tua yang tidak mempunyai gawai yang memadai, akibatnya anak kesulitan dalam mengerjakan tugas dari gurunya.

Pendidikan era 4.0 bukan lagi apa yang dipelajari melainkan bagaimana caranya belajar. Dalam hal ini peran seorang pendidik sangat dibutuhkan karena mereka harus membimbing peserta didik tentang cara belajar dengan memanfaatkan internet.

Bagi guru yang menguasai IT tentu tidak menjadi masalah. Guru dapat memanfaatkan berbagai aplikasi untuk proses pembelajaran. Contohnya Google Formulir, Google Classroom, dll 

Dalam kesempatan ini saya akan membagikan sedikit tutorial "Cara Membuat Latihan Soal Melalui Google Formulir". 
Sebelum membahas cara membuat Google Formulir, pastikan kita sudah memiliki akun Google terlebih dahulu.

Kita bisa membuat e-mail di Gmail.com. Ketika kita sudah memiliki akun Google, secara otomatis kita akan terkoneksi dengan yang namanya Google Drive. Google Drive  inilah sebagai wadah untuk membuat Google Formulir. 

Keamanan data ataupun pertanyaan kita akan tersimpan dengan aman. Karena semua data yang kita buat di Google Formulir akan tersimpan ke dalam Google DriveJadi Kita kita tidak perlu khawatir akan kehilangan data. 


Cara Membuat Pertanyaan 


Pastikan kita sudah memiliki akun Gmail. 

Buka Google Browsing. Klik icon di sebelah kiri foto profil. Maka akn muncul tampilan seperti ini.












Klik Drive, maka akan muncul gambar berikut: 










Selanjutnya Klik Drive Saya ==> Pilih Lainnya ==> Pilih Google Formulir.

Akan muncul tampilan seperti berikut









Klik "Formulir tanpa judul", lalu ketik judul yang diinginkan, misal ==> Ayo Kita Berdiskusi Tentang Drama"
Pada "Deskripsi Formulir" ketik sub judul, misal "Materi Kelas 8 Semster Genap"










Langkah selanjutnya Klik pada "Pertanyaan tanpa judul" di sinilah kita mulai membuat pertanyaan.
Akan tetapi kita harus menentukan jenis pertanyaan yang akan kita buat. Apakah itu jenis pilihan ganda, jawaban singkat, atau yang lainnya. Untuk itu kita harus mengklik tanda panah di sebelah "Pertanyaan tanpa judul" (tanda panah ke bawah)










Akan muncul pilihan sebagai berikut






Klik "Jawaban singkat"


Pada "Pertanyaan tanpa judul" ketik "Nama"











Geser bulatan di sebelah tulisan "Wajib diisi" ke kanan sehingga berubah warna.
Klik tanda (+) di sebalah kanan untuk menambah pertanyaan. 
Ketik "Kelas", 
Geser bulatan di sebelah tulisan "Wajib diisi" ke kanan sehingga berubah warna.
Klik tanda (+) di sebalah kanan untuk menambah pertanyaan. 
Ketik "No Absen", 
Geser bulatan di sebelah tulisan "Wajib diisi" ke kanan sehingga berubah warna.
Klik tanda (+) di sebalah kanan untuk menambah pertanyaan. 
Ketik "Alamat Sekolah", 
Geser bulatan di sebelah tulisan "Wajib diisi" ke kanan sehingga berubah warna.
Lihat hasilnya.















Selanjutnya kita mulai membuat pertanyaan.
Jika kita ingin membuat pilihan ganda, maka kita siapkan dulu filenya dan kita jadikan file gambar, (Memanfaatkan aplikasi Sniping Tool atau Screenshot). Agar kita tidak mengetik terlalu panjang. Karena Bahasa Indonesia identik dengan teks yang panjang.
Perhatikan contoh berikut








Selanjutnya kita klik pada "Opsi" dan kita ketik abjad "A"

Klik "Tambahkan opsi" ketik "B"
Klik "Tambahkan opsi" ketik "C"
Klik "Tambahkan opsi" ketik "D"
Lihat hasilnya













Untuk soal berikutnya klik tanda (+) dan ikuti langkah seperti soal nomor 1.
Lakukan sesuai jumlah soal yang diinginkan.

Selanjutnya klik setelan icon berikut

Sesuaikan Tema (Icon paling kiri) - Pratinjau (Icon mata) - Setelan (icon Gir) - Kirim.









Klik Sesuaikan Tema untuk memilih tema yang kita inginkan
Klik Pratinjau untuk melihat hasil yang telah kita buat.
Klik Setelan untuk mengatur Latihan/formulir yang kita buat.



















Jika kita menginginkan anak-anak hanya sekali mengerjakan maka kita klik "Batasi 1 tanggapan", Dan jika kita menginginkan anak-anak dapat mengerjakan lebih dari 1 kali makan jangan dicentang.
Jangan lupa untuk mengklik "Simpan" jika sudah selesai.

Lihat hasilnya https://forms.gle/p36YAWToGCvg7Yjs5

Selanjutnya jika sudah yakin pertanyaan yang kita buat, kita bisa langsung klik "Kirim".














Centang "Kumpulkan alamat email"

Klik icon Link
Centang "Perpendek URL"
Klik Salin
Bagikan dengan mem-paste alamat URL pada siswa kita.

Cara Melihat Respon/Hasil Pekerjaan Siswa 

Klik "Respon" maka kita akan mengetahui berapa jumlah siswa kita yang sudah mengirimkan pekerjaannya.
















Untuk melihat hasilnya kita bisa mengklik tanda (+)  dalam kotak hijau => Lihat respon di spreadsheet <= di pojok kanan.
Perhatikan hasilnya.














Kita tinggal mengunduh hasilnya.

Kita juga bisa menganalisis hasil latihan siswa.

Selamat mencoba

Wednesday, March 18, 2020

Angan


Hanya Angan

Oleh Wiens Kayun

Pantai Gemah
Hempasan ombakmu nan ramah
Tak mampu kujamah
Karna tubuhku melemah
Meringkuk di sudut rumah

Gelak tawa riang sahabatku
Bercanda ria di laut biru
Bersembunyi di karang batu
Berkejaran di pasir seru
Melihat semua itu
Nafasku pun memburu
Dan akupun cemburu

Kudengar pinus melambai-lambai
Kudengar kera memadu kasih
Kudengar keong merambat di jemari
Kudengar pasir berbisik
Kudengar ikan asap menanti
Kudengar ombak bergulung-gulung
Kudengar pula teriakan haru
Yaaa ...
Hanya kudengar

Anganpun berputar
Mataku kian nanar
Ingin segera kukejar
Namun ...
Hatiku bergetar
Tubuhku menggelepar
Akupun tersadar
Pantai Gemah hanyalah angan

Trawas, Agustus 2019

Best Praktis Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Teknik Peta Konsep


PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA
MELALUI TEKNIK PETA KONSEP

Best Practice Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan
Peningkatan Karier Blockgrand MGMP Bahasa Indonesia

Sri Winarni, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Trawas

A.                PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang
Pembelajaran bercerita dengan urutan yang baik di kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto masih banyak mengalami kesulitan. Rata-rata siswa kurang bergairah dalam belajar, kurang antusias dengan materi bercerita, dan kurang percaya diri dalam menggunakan bahasa Indonesia karena mereka belum terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga suasana belajar menjadi kurang menyenangkan.
Penyebab ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran bercerita dengan urutan yang baik di kelas VII/B SMPN 2 Trawas cukup banyak. Di antaranya yaitu karena dalam proses pembelajaran bercerita, guru belum menggunakan media yang tepat seperti media boneka jari, sate wayang, foto tokoh, gambar binatang, ataupun cuplikan film. Sehingga siswa menjadi pasif, bosan, kurang konsentrasi, dan ribut.
Penyebab lain yaitu karena guru belum menerapkan teknik pembelajaran yang tepat. Selama ini guru lebih menyukai teknik pembelajaran langsung. Guru lebih menguasai pembicaraan/dominan sementara siswa hanya terdiam. Kemampuan bercerita dengan urutan yang baik akan tercapai jika siswa sering berlatih dan mendapatkan penjelasan yang mendalam. Media pembelajaran dan teknik pembelajaran yang sesuai juga sangat menunjang keberhasilan siswa dalam bercerita. Salah satunya yaitu teknik peta konsep.
Dari sekian banyaknya teknik pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran bercerita yaitu teknik peta konsep. Sebuah teknik yang mendorong siswa untuk lebih meningkatkan inspirasinya sehingga terlahir kreasi-kreasi cemerlang, catatan yang sistematis, dan juga untuk menrencanakan program-program baru.
Teknik peta konsep dipilih karena mempunyai banyak keunggulan baik bagi siswa maupun bagi guru/peneliti. Keunggulan peta konsep bagi siswa yaitu (1) sebagai alternatif untuk membantu siswa dalam mengiterpretasikan pengetahuan yang diperoleh dan meningkatkan kemampuan mengingat sehingga proses belajar menjadi bermakna. (2) dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa, hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa. (3) mengembangkan  struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan memudahkan belajar. (4) dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan mengenali hubungan antara konsep-konsep.
Keunggulan bagi guru yaitu (1) pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan. (2) pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pelajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar adalah alat belajar yang menimbulkan efek verbal bagi siswa karena siswa dengan mudah melihat, membaca dan mengerti makna yang diberikan. (3) pemetaan konsep menolong guru memilih aturan pengajaran berdasarkan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pelajaran yang disajikan dalam urutan acak. (4) membantu guru meningkatkan efiiensi dan efektifitas pengajarannya.
Dari sekian banyaknya teknik pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran bercerita yaitu teknik peta konsep. Sebuah teknik yang mendorong siswa untuk lebih meningkatkan inspirasinya sehingga terlahir kreasi-kreasi cemerlang, catatan yang sistematis, dan juga untuk merencanakan program-program baru.
2.                  Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam Penulisan Best Practice ini difokuskan pada masalah pemanfaatan teknik peta konsep pada materi bercerita yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.                  Bagaimanakah penerapan teknik peta konsep pada materi bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017?
2.                  Bagaimanakah dampak/hasil belajar bercerita melalui teknik peta konsep pada siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017?
3.                  Apa saja faktor pendukung keberhasilan teknik peta konsep dalam pembelajaran bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017?
4.                  Kendala apa saja yang menghambat keberhasilan teknik peta konsep dalam pembelajaran bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017?
3.                  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan Best Practice yang berjudul “Penerapan Teknik Peta Konsep untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita” ini adalah sebagai berikut :
1)                 Mendeskripsikan penerapan teknik peta konsep pada materi bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
2)                 Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar bercerita melalui teknik peta konsep pada siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
3)                 Mendeskripsikan faktor-faktor pendukung keberhasilan teknik peta konsep dalam pembelajaran bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
4)                 Mendeskripsikan bebrapa kendala apa saja yang menghambat keberhasilan teknik peta konsep dalam pembelajaran bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
4.                  Manfaat Penelitian
Hasil penulisan Best Practice yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Teknik Peta Konsep” ini dapat memberikan manfaat kepada :
1)                  Guru/Peneliti dapat dijadikan sebagai masukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran bercerita di kelas yang lain.
2)                  Siswa dapat  meningkatkan  kemampuan  menggunakan peta konsep dalam bercerita dengan suasana  belajar yang santai, menarik dan informal.
3)                  Peneliti lain dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
4)                  Kepala sekolah dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah.
5.                  Definisi Istilah
Definisi istilah dalam penelitian ini diperlukan untuk menghindari kesalahan arti dan pemahaman bahasa.
1)                 Peningkatan adalah adanya perubahan menjadi lebih baik yang dapat diketahui dari hasil tes pada pra tindakan, siklus I ke siklus selanjutnya.
2)                 Hasil belajar adalah semua hal yang didapatkan oleh setiap orang berdasarkan pengetahuan belajarnya.
3)                 Bercerita adalah melisankan sebuah obyek yang menggambarkan prilaku atau sebuah peristiwa secara verbal sebagai upaya untuk mengembangkan daya nalar.
4)                 Peta konsep adalah sebuah teknik yang mendorong siswa untuk lebih meningkatkan inspirasinya sehingga terlahir kreasi-kreasi cemerlang, catatan yang sistematis, dan juga untuk merencanakan program-program baru.

B.                PEMBAHASAN HASIL BEST PRACTICE GURU MATA PELAJARAN
1.                  Kondisi Awal Siswa Kelas VII/B SMPN 2 Trawas
Saya melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan mengetahui kondisi awal siswa, baik proses pembelajaran maupun hasil keterampilan bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto. Hasil dari observasi saya digunakan untuk menentukan tindakan yang akan dilaksanakan ketika penelitian.
Setelah menganalisa hasil observasi, maka saya menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk kegiatan pratindakan. Kegiatan pratindakan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2x40 menit. Kegiatan pratindakan ini dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2016  pukul 10:10 WIB dengan menggunakan metode penugasan langsung.
Pelaksanaan pratindakan berjalan cukup lancar, namun siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengisian angket pratindakan siswa yang menyatakan bahwa siswa yang aktif saat pembelajaran berlangsung hanya 19 siswa dari jumlah keseluruhan siswa (32 siswa) atau 59,38% yang aktif selama kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran bercerita, beberapa siswa yang duduk di kursi bagian depan terlihat memperhatikan guru, namun tidak sedikit siswa yang berbicara dengan temannya, bertopang dagu, dan beraktivitas sendiri. Berikut gambar aktivitas siswa pada tahap pratindakan.

Gambar 1 : Aktivitas siswa saat pembelajaran pada tahap awal tempat duduk masih belum diubah
Pada tahap awal ini siswa juga kurang antusias saat mendapat tugas dari guru untuk menuliskan cerita dalam buku. Siswa terlihat kurang antusias merangkai pokok-pokok cerita karena siswa kurang mempunyai ide dan bingung apa yang harus ditulis. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2 : Aktivitas Siswa yang Kurang Antusias Mengerjakan Tugas
Dengan melihat keadaan tersebut maka saya memberikan waktu selama 10-15 menit kepada siswa untuk mengingat-ingat cerita yang ingin mereka ceritakan. Hasilnya sungguh mengecewakan karena tidak ada satupun siswa yang bersedia maju bercerita walaupun sudah diberi kesempatan 15 menit. Siswa justru melakukan aksi saling tunjuk saat saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju bercerita. Oleh karena itu, saya mengambil alternatif menunjuk salah satu siswa yang saya anggap memiliki kepercayaan diri lebih kemudian siswa yang sudah maju harus memilih salah satu temannya untuk maju. Siswa kemudian maju satu persatu namun beberapa siswa masih terlihat kurang siap. Siswa hanya diam dan kesulitan untuk memulai bercerita. Guru kemudian membantu siswa dengan bertanya kepada siswa agar siswa tidak diam dan mampu bercerita. Terdapat siswa yang tidak bersedia maju bercerita walaupun sudah ditunjuk oleh temannya.
Sikap keberanian siswa saat bercerita pad pratindakan ini masih kurang, hal itu dapat diperkuat dari hasil pengamatan proses yang menyatakan bahwa siswa tidak berani bercerita di depan kelas sebanyak 6 siswa. Hasil pengisian angket siswa juga menunjukkan terdapat 17 atau 53,13% siswa tidak berani tampil di depan kelas. Siswa beralasan tidak berani bercerita karena siswa merasa belum siap, malu, grogi, dan belum ada ide, namun setelah dibujuk siswa berani bercerita walaupun sangat singkat dan ekspresi siswa belum muncul.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil angket pada pratindakan, menunjukkan proses pembelajaran bercerita siswa masih kurang sehingga perlu alternatif untuk meningkatkan kemampuan bercerita. Salah satu usaha yang dapat digunakan adalah penerapan teknik pembelajaran yang tepat. Terkait dengan hal tersebut dalam angket sebagian besar siswa menyatakan perlu adanya teknik pembelajaran yang diharapkan dapat mendukung pembelajaran bercerita. Berdasarkan hasil angket yang diisi oleh siswa kelas VII/B sebesar 28 siswa atau 87,5% menyatakan perlu adanya teknik pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan bercerita.
2.                  Penerapan Teknik Peta Konsep
Berdasarkan survei awal yang telah saya lakukan dalam kegiatan pratindakan diketahui bahwa keterampilan bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas Mojokerto masih rendah. Oleh karena itu, saya berasumsi bahwa perlu dilakukan tindakan yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Setelah saya mengetahui kekurangan-kekurangan serta kelebihan kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada saat pratindakan, maka saya mulai menyusun perencanaan pelaksanaan siklus pertama.
Adapun langkah kerja yang saya lakukan dalam penerapan teknik peta konsep pada pembelajaran bercerita pada siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas adalah sebagai berikut : (1) Pra Pembelajaran, hal yang saya lakukan dalam tahap ini yaitu ; a) menyiapkan contoh peta konsep sebagai referensi, b) menyusun RPP, c) membuat lembar kerja, d) menyusun rubrik penilaian, f) menyusun rubrik pengamatan. (2) Kegiatan Awal, dalam tahap ini meliputi kegiatan : a) salam, so’a & presensi, b) apresepsi, c) menjelaskan tujuan pembelajaran, d) menjelaskan tentang materi bercerita. (3) Kegiatan Inti, penerapan teknik peta konsep dilakukan pada tahap kegiatan ini, adapun kegiatannya yaitu, a) tanya jawab mengenai bercerita dan teknik peta  konsep, b) menjelaskan Teknik Peta Konsep melalui LCD, c) siswa menyusun peta konsep, d) siswa mengomentari temannya. (4) Kegiatan Akhir, pada tahap akhir seperti biasa saya melakukan : a) refleksi hasil pembelajaran, do’a, dan salam. Semua tahap berjalan dengan lancar dan berhasil dengan cukup memuaskan

3.                  Hasil/Dampak
Hasil dari penerapan teknik peta konsep pada pemeelajaran bercerita di kelas VII/B SMPN 2 Trawas sangat signifikan. Minat dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran menjadi meningkat begitu pula dengan kemampuan bercerita siswa.
C.                PENDUKUNG
Dalam pelaksanaan teknik peta konsep pada pembelajaran bercerita di kelas VII/B SMPN 2 Trawas mendapat dukungan penuh dari semua pihak yaitu dari kepala sekolah, guru mata pelajaran bahasa Indonesia, guru-guru mata pelajaran lain, dan juga guru-guru dari Forum MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Mojokerto. Sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.
D.                KENDALA
Dalam pelaksanaan teknik peta konsep pada pembelajaran bercerita di kelas VII/B SMPN 2 Trawas terdapat beberapa kendala di antaranya yaitu 1) sarana dan prasarana yang terbatas, labarotorium multimedia untuk pembuatan peta konsep tidak memenuhi syarat karena hanya beberapa komputer saja yang bisa digunakan, 2) belum memiliki aplikasi peta konsep (mind mapping) dari Buzan yang dapat mempermudah dalam pembuatan peta konsep. Sehingga pembuatan peta konsep dilaksanakan secara manual, dengan menggunakan kertas gambar dan pensil warna, 3) Keterbatasan jam pembelajaran, jika hanya 2 jam pelajaran maka tidak semua siswa dapat menunjukkan hasil kreatifitasnya, 4) Ruangan yang terlalu terang sehingga saat presentasi gambar kurang jelas. 5) Belum mempunyai modul sendiri
E.                 REKOMENDASI
Rekomendasi yang saya sarankan kepada rekan-rekan guru yaitu 1) guru perlu mengubah paradima dalam pembelajaran yaitu berpusat pada siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan meningkatkan minat dan partisipasi siswa, 2) kita harus memaksimalkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran dengan Teknik “Peta Konsep” sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
F.                 PENUTUP
Best practice ini hanya merupakan bagian kecil dari apa yang telah saya coba dan lakukan untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelas VII/B SMPN 2 Trawas kabupaten Mojokerto. Meski masih jauh dari sempurna, namun tidak ada salahnya jika saya berharap best practice ini dapat menjadi bagian dari progresivitas pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
G.                DAFTAR PUSTAKA
Arsjad,  Maidar  G. dan  Mukti.  1987.  Pembinaan  Kemampuan  Berbicara  Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Buzan, Tony. 2005. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hendrikus, P. Dori Wuwur. 1991. Retorika.Yogyakarta: Kanisius.
Hernacki, Mike dan Bobbi Deporter. 2004. Quantum Learning. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
Prabowo,     Ari.     2002.     Bagaimana     sih    Bercerita     yang     Baik?.     Dalam http://omahku.com/?l=en&id=8.  Diunduh pada 18 Oktober 2016.
Silbermaan,   Mel.   2009.   Active   Learning   101   Strategi   Pembelajaran   Aktif.  Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Sudarmaji, dkk. 2010. Teknik Bercerita. Yogyakarta: PT Kurnia Alam Semesta. Suharsimi, Arikunto dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
Wassid,  Iskandar  dan  Dadang  Sunendar.  2008.  Strategi  Pembelajaran  Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tutorial Pengelolaan Google Classroom