Wednesday, October 05, 2011

SAHABAT SEJATI


            Pagi hari, ku mulai perjalanan. Aku berangkat mulai pagi hari hingga matahari mulai terlihat. Demi menuntut ilmu aku rela berjalan satu setenga kilometer. Tetapi aku hanya berjalan sendiri tanpa seorang teman ataupun sahabat. Mereka tidak ada yang mau berteman dengan ku, karena aku hanya anak desa yang hidupnya kurang beruntung, sedangkan teman – teman ku yang lain adalah anak orang kaya dari kota yang tidak mau berteman dengan anak desa.
            Di perjalanan aku bertemu dengan salah satu temanku, Mithalah namanya. Dia berangkat kesekolah menggunakan mobil mewah tanpa suara, saat mobil Mitha lewat di sampingku dengan kecepatan tinggi, air yang di lewati mobil itu pun mengenai bajuku. Baju yang tadinya berwarna putih berubah menjadi putih kecoklatan. Dan mobil Mitha pun berhenti, Mitha pun turun dari mobil dan tiba – tiba dia menghinaku.
            “ Hey, anak kampung….. jaman udah maju masih saja jalan kaki????
            “ Memang kenapa, yang penting aku sudah niat untuk kesekolah!!! Jawabku
            “ Anak kampung, jangan belagu kamu…… ingat kamu hanya anak kampung” jawab Mitha balik.
            Mitha pun masuk mobil, sesampaiku di sekolah. Aku duduk di bangku paling depan, aku duduk dengan Didit, dia adalah anak yang pandai tetapi dia juga tidak punya teman, karena dia di anggap anak – anak lain sebagai anak “culun” bahasa anak gaul jaman sekarang. Mulai awal aku masuk kelas 2 aku sudah duduk dengannya.
            “ Dit, kenapa kamu setiap istirahat sendiri, kok gak sama teman – temanmu ??”
“ Aku tidak punya teman, tapi aku tetap optimis nanti pasti ada yang mau-
  berteman dengan ku”  
“ Sama Dit, aku juga tidak punya teman,tetapi aku harus tetap legawa, tapi benar
apa kata kamu nanti pasti ada yang mau berteman dengan kami, aku mau kok berteman dengan kamu . kami bisa saling berbagi cerita “
            Bel istirahat pun berbunyi, anak – anak keluar dari dalam kelas, kini aku sudah berteman dengan Didit. Walaupun Didit anak orang kaya, tapi dia tidak membeda –bedakan teman , baik kaya atau miskin , cantik atau pun jelek . Didit orangnya sangat baik sekali.
           
            Di saat aku masuk kelas , tiba – tiba Mitha mendorongku dari belakang, dia mengejekku bersama teman – temannya .
            “ Telur….telur…ulat…ulat…kepompong….kupu- kupu !!! kasihan deh lo… “
            “ Hahahaha……….
            Dia tertawa melihat aku terjatuh ,tapi aku di tolong oleh Didit ,itulah gunanya sahabat ada disaat kita senag ataupun sedih . saat aku keluar rumah, di depan rumah ada mobil mewah yang parker di situ , ternyata itu mobil Didit dia baik sekali denganku , aku pun sama Didit membuat perjanjian kalau kita akan menjadi “ best friend always together and forever “
            Pada sampai di depan sekolah, Mitha berdiri di depan gerbang sekolah , menghinaku lagi .”Anak gembel, kok berteman dengan anak culun , serasi banget “ aku sudah tidak tahan dengan Mitha
            “ Biarin, walaupun aku anak gembel ,aku lebih baik berteman dengan anak culun dari pada dengan kamu, kamu gengsi kan berteman dengan kita –kita ,”aku pun langsung pergi dari hadapan Mitha
            “ Sialan , beri sekali dia melawanku ??!! dia piker , dia siapa “kata Mitha
            Pulang sekolah Mitha mengerjai aku , karena dia tidak terima apa yang aku katakana tadi pagi, aku di kunci,in di dalam kelas. Teman – teman ku sudah pulang tadi lebih awal. Hanya tinggal aku di dalam kelas.
            “ Mampussssss lo…….” Kata Mitha
Untung ada penjaga sekolah yang membukakan pintu. Akhirnya aku bisa keluar dari kelas.
            Pukul 7 pelajaran di mulai tapi pada hari ini bertepatan dengan jam kosong, aku dan Didit ngobrol – ngobrol berdua.
            “ Aku boleh ngomong sedikit ngak ke kamu ?? “
            “ Boleh , memang mau ngomong apa sih “jawabku.
            “ Aku bakal pinda dari sekolah ini “
            “ Kenapa sih Dit kamu pindah ?? “
            “Aku harus ikut orang tua ku ke luar kota “
            “ Lama ta Dit kamu disana “
            “Mungkin sekitar satu tahun, jawab Didit
Didit adalah orang yang aku anggap sangat baik denganku , kini aku tidak punya sahabat lagi , karena Didit adalah sahabatku satu – satunya akan pergi meninggalkan aku. Aku telah kehilangan seorang sahabat yang bisa menghiburku di saat aku sedih .
            Sesampai dirumah aku ceritakan semua yang aku alami di sekolah kepada sahabatku , buku kecil berwarna pink. Itulah buku harianku atau yang sering di sebut dengan bahasa beken “ DIARY “ buku ini sudah aku anggap sebagai sahabatku , pukul 7 pagi pelajaran disekolah dimulai . di bangku aku melamun memikirkan apakah Didit akan tetap ingat denganku .
            “ Heyyy , kenapa kamu melamun ?? kata Didit
            “ Ngak apa – apa kok ? “
            “ Ayolah , kamu cerita “
            “ Aku Cuma lagi mikir setelah kamu pergi , apakah kamu masih tetap ingat
 denganku “
            Setelah aku mendengar kalau Didit akan beragkat  besok , hatiku sedih sekali karena aku baru punya sahabat tetapi dia harus pergi meninggalkan aku lagi , pagi hari aku berangakat sekolah , aku yang biasanya berangkat dengan Didit , kini aku harus berangkat sendiri lagi . tak ada yang menemani aku ngobrol di sepanjang jalan , kini hidupku terasa sunyi lagi .
            Di sekolah , aku yang biasanya duduk berdua  saling memberi masukan saling menasehati jika ada yang salah . sekarang aku duduk sendiri lagi , setelah dua hari lamanya Didit pergi . aku semakin merasa kalau aku kesepian . waktu istirahat telah tiba , aku yang biasanya bergurau, bermain – main bersama , tetapi aku harus bangkit dari semua ini karana semakin akau ingat semakin “ Remuk jantungku “ aku akan tetap ceria walaupun tanpa sahabat .
            Bel masuk sudah berbunyi , pak guru sudah masuk keruang kelas tiba –tiba ada suara orang mengetuk pintu “thok…thok….thok….thok….thok….dari kejauhan aku melihat ada anak berpakaian muslim , yang rupanya sopan sekali . anak itu memperkenalkan dirinya
            “ hallo !!! teman –teman , aku Disa pindahan dari pondok pesantren “ pak guru menyuruh Disa memilih tempat duduk , dan dia memilih duduk denganku aku pun mengajaknya berkenalan.
            “Hai , nama kamu siapa ??? “ tanyaku
            “ Aku, Disa………..”
            “Kenapa kamu pindah kesini ? “
“Aku pinda kesini , karena aku harus ikut keluargaku , aku pinda dari desa trawas “ Tapi ya aku gak terlalu bisa bahasa orang sini “
            “ Kamu mau ngak jadi temanku “ tanyaku….
            “ Iya. Aku mau , aku ono kene ora duweh konco .”
            Akhirnya temanku datang, Disa lah namanya, mungkin dia adalah penganti temanku yang lama. Kami setiap pagi berangkat sekolah bersama, karena jarak rumahku dan rumah Disa tidak terlalu jauh. Dia selalu mendengarkan ceritaku meskipun dia tidak mengerti apa yang aku bicarakan. Tapi pagi itu dia berubah, Disa yang paginya waktu sekolah berangkat dengan ku, sekarang dia berangkat sendiri, entah apa kesalahanku. Di sekolah aku pun menanyainya.
            “ Dis, kenapa sih tadi pagi aku kamu tinggal ??????
            “ Gak, apa - apa cuma aku takut telat”
            “ Kalau kamu takut telat, kamu kan bisa bicara denganku, agar aku bisa siap –
   Siap lebih pagi lagi”
“ Yo wes……. Yo wes……. Ora usa di bahas”
“ Tapi Dis….apa salahku???
“ Y owes di piker dewe”
“ Ya… Tuhan kenapa teman – temanku jahat denganku, apa salahku ya Tuhan”
Mungkun ini ujian yang menjadi pelajaran buatku, biarlah Disa meredahkan emosinya dulu nanti baru aku bicara dengannya. Pulang sekolah aku pun bertanya padanya.
            “ Dis, kenapa sikap kamu dingin padaku ???
            “ Gak apa – apa, Cuma aku pingin cari teman baru saja”
            “ Oyalah Dis, ngomong….”
            “ Oke …. Aku kemarin di kasih tau Mitha kalau kamu mencari teman baru kalau
  uda tidak punya teman”
“ Itu semua bohong Dis, dia cuma ingin menghasutmu saja”
 “ Mitha memang orangnya seperti itu dia tidak suka kalau melihat orang lain
    Bahagia
Dan Disa pun sadar kalau dia di hasut oleh Mitha, aku dan Disa kembali bersahabat.
            Dan setelah beberapa bulan aku naik ke kelas 3, hari pertama kami tidak mendapat pelajaran, tapi wali kelasku masuk, katanya dia mau memperkenalkan seseorang kepada muridnya
            “ Pagi anak – anak, apa kalian ingat ini siapa ?”
            “ Ini adalah Didit”
Ternyata dia Didit teman sebangku ku dulu, dulu dia adalah anak yang super culun dengan gaya pakaiannya, tapi sekarang Didit berubah menjadi cowok tajir idaman wanita, Disa pun bertanya padaku
“ Itu siapa sih “
“ Itu adalah Didit teman sebangku ku dulu”
            Didit pun duduk di belakangku, dia tidak bertanya apa –apa padaku, munkin dia lupa denganku. Waktu pulang sekolah Didit pulang denganku dia bertanya padaku
            “ Masih ingat gak sama aku “ Tanya Didit
            “ Ya, ingatlah mungkin kamu yang lupa denganku”
            “ Aku, itu masih ingat sekali dengan kamu karena kamu adalah satu – satunya
  sahabatku”
            “ Apa benar ….. tapi dari penampilan saja kamu udah berubah”
            “ Aku berubah penampilanku karena aku ingin membuktikan pada anak – anak
   kalau aku bukan anak culun yang tidak pantas mendapat teman.”
“ Owww….. itu baru temanku “
            Ternyata Didit masih ingat denganku. Sekarang temanku yang lama telah kembali, aku pun udah di penuhi dengan kasih sayang sahabat dan teman – temanku. Didit masih ingat denganku, mungkin ini arti sahabat sejati, meskipun terpisah jarak dan waktu tapi tetap ingat, tetap bisa merasakan jika ada temanya yang sedih atau senang, tetap mengingatkan kita jika kita salah. Mitha pun sudah berubah dan dia menjadi temanku. I LOVE MY BEST FRIEND.

BIODATA

Nama Lengkap           : Kiky Andriani
Tanggal Lahir              : 02 Februari 1997
Alamat                        : Dsn. Kemendung Ds. Penanggungan
Motto                         : Bisa menjadi Orang yang sukses



           
              

No comments:

Post a Comment

Tutorial Pengelolaan Google Classroom