Friday, September 30, 2011

Cinta Pengemar Rahasia


Hari ini pertama aku masuk sekolah dengan pagi-pagi aku nyampek di sekolah, setelah berada di ruang kelas guruku menyuruh aku untuk berkenalan. Dengan hati yang gembira akupun maju dengan sedikit senyum yang kelihatan sangat manis “ hai … teman-teman… perkenalkan namaku Eangle alamat rumahku jalan mawar no 18 kota Surabaya. Ciriku yaitu anak yang cantik, manis dan juga baik, sekian perkenalan dariku”.
Selanjutnya seorang cowok maju untuk memperkenalkan diri. Tak kusangka ternyata di kelasku ada seorang pangeran yang sangat tampan, ia sangat perfeck dengan postur tubuh tinggi dan macho, kulitnya pun berwarna kuning langsat, lalu dia maju.
“ Hai…… namaku Gabriel, alamat rumahku jalan angrek no 6 kota Surabaya. Ciriku seorang laki-laki yang macho, tanpan dengan postur tubuh yang tinggi”. Sahut Gabriel.
“ Hii woow…… dengan wajah yang sangat terkejut akupun langsung bertepuk tangan”. Tenyata namanya Gebriel, bukan Cuma anaknya yang tanpan, ternyata nama juga tampan, kayaknya aku ini bener-bener jatuh cinta. Setelah selesai berkenalan, kami mulai pelajaran.
“Saat pelajaran dimulai, aku gak bisa konsen, malah aku terus memandang  Gebriel, saat dia balik memandangku rasanya …….iihhh…. hatiku berdebar-debar”.
“ Tak kusangka matanya yang indah dan menawan, bikin aku semakin jatuh cinta. Tapi aku harus memendamnya dulu, jangan sampek teman-temanku ada yang tahu. “ dengan keadaan melamun. Heeh Eangle ngapain kamu ngelamun ja !! “ sahut Misel”
“ Saat aku istirahat aku membuat puisi cinta, yang ku buat dengan sepenuh hati, setelah membuat puisi itu aku masukkan ke dalam tas Gebriel. Aku suka ma Gebriel, tapi aku gak berani untuk ungkapin. Ya udah mending jadi pengemar rahasia itu lebih asyik dan tidak menjadi masalah.
Capa tau aja Gebriel suka ama puisi yang aku buat! “ Selanjutnya, saat Gabriel membuka tasnya. Ia langsung membaca puisi itu. Bahkan dia senyum-senyum kayaknya dia suka sama puisi yang aku buat. Tapi Gebriel berkata siapa yang menaruh puisi di dalam tasku ….!!
“ Aku pura-pura gak tau, padahal menurut Gebriel puisi itu bagus sekali, tapi mau gimana lagi nanti low aku ngaku, sama aja kayak gembunuh diri, nanti kan bisa ketahuan, aku mau ngelanjutin cinta pengemar rahasia itu kok. Malah ngaku, nanti jadie gak bisa dilanjutin.
“ Bukan Cuma puisi aja, surat cinta juga bahkan sempat aku masukin setangkai bunga. “ Heeh …. Kamu ngapain”. Sahut Misel. “ Waduuuh …. Ketahuan deh.
“ Gaak … gak ngapa-ngapain, Cuma lagi nyari bolpoinku aja koq, nyari bolpoin apa bolpoin ngaku aja deh … gak papa kok.
“ Tapi aku tetep gak akan ngaku, kan ini rahasia ku sendiri tidak boleh ada yang tau..” Mending aku langsung duduk, dari pada nanti ada yang mergokin aku lagi. Walaupun sahabat deketku gak boleh ada yang tau, apa lagi orang lain, “ Tapi Gebriel tu suka dengan barang-barang yang aku berikan, apalagi puisi dan suratnya.
“ Lebih baik aku hati-hati, jangan sampek aku ketahuan lagi. Nanti bisa di taruh dimana mukaku, selanjutnya aku pulang dan istirahat agar badanku fit dan gak kecapekan lagi.
Setelah istirahat nanti aku harus buat puisi yang banyak, agar Gebriel suka akupun bahagia kalau Gebriel bahagia.
“ Dari sore sampai malam akupun buat surat puisi dan surat cinta. Rasanya lelah sekali, aku pun gak sempet mengerjakan PR. Gak apalah demi Gebriel aku rela apa aja. “ Dan paginya aku bangun untuk berangkat sekolah. Saat berada di sekolah aku memasukkan puisi itu dengan tak sengaja ada temenku yang tau.
“ Whouw …. Siall … gimana ni … mau aku taruh dimana ni mukaku ini. “ Aku sekarang malu … malu…. Dan sangat malu ….
“ Aku dipergo’i bukan Cuma sama temenku aja, tapi Gebriel juga tau, dan mergo’I aku …dan rasanya mualu bangeet ……..
“ Tapi gak papalah udah terjadi mau gimana lagi.’
“ Heeh … kamu ternyata selama ini yang masukin surat, puisi dan juga setangkai bunga… “ Gebriel pun marah “. Kayaknya dia benci sama aku “ Kenapa kamu gak langsung ngomong ke aku, kenapa kamu kayak gini,” sahut  Gebriel.
“Maafin aku Gebriel aku menyesal, aku gak berani ngomong langsung ke kamu, aku malu Gebriel…..!!!!!!!!”
“ Emang dasar kamu cewek cantik dan ganjen, terserah kamu, kamu mau ngomong apa, silahkan kamu membenci aku gakpapa ko yang penting kamu bahagia , aku juga ikut bahagia.
“ Akupun langsung pulang kayaknya aku gak mau sekolah lagi, aku sudah terlanjur malu, andai saja kejadiannya gak kayak gini. Aku gak nyangka low Gebriel tega ngomong kayak gitu ke aku.
  Tapi, ini juga kesalahanku, temen-temenku pada sore harinya sms aku, nanyain kenapa tadi gak masuk sekolah.
“ Aku terpaksa sakit hati, gara-gara cinta pengemar rahasia itu aku jadi malu…”
“ Lalu ada no baru yang menghubungiku, ternyata itu nomer Gebriel, sepertinya aku gak mau bales. Tapi siapa tau aja penting.
“ Gebriel pun aku tanya, ternyata dia dapet nomerku dari Misel, dia pun sangat menyesal ngomong kayak gitu ke aku, dia minta maaf ke aku. Dengan apa yang dia perbuat ke aku. Dan seharusnya kalau dia gak suka sama aku, dia bisa ngomong dengan baik-baik.
“ Tapi aku juga minta maaf karena aku sudah mengasih dia surat, puisi dan bunga, dan dia tidak menyukai perhatianku selama ini, dan Gebriel pun juga mau memaafkan aku, dia juga mau jadi temenku…!!!!!!!!!
Dan sampai saat itulah aku dan Gebriel saling bertemanan sampai saat ini ….!!!!

BIODATA

Nama                          :       Suci Rahayu.M
TTL            :       Mojokerto, 24 Oktober 1994
Kelas          :       IX-D
Sekolah      :       SMPN 2 Trawas
Alamat       :       Dsn. Penanggungan Ds. Penanggungan
Cita-cita     :       Bidan
Motto        :       Pengen jadi diri sendiri, karena dengan diri sendiri kita bisa membahagiakan  orang tua


Hidup Yang Bermakna

            Di pagi yang cerah, seperti biasa aku menyiapkan buku-bukuku untuk sekolah.

Ketika sudah selesai dan segalanya sudah ku siapkan, aku segera memakai sepatu hitamku yang ku taruh di rak sepatu

“Ekh…….susah banget sih…..!!!! akhirnya kakiku masuk juga,” keluhku. Ukuran sepatuku memang agak kecil. Coz sudah lama kau belum beli sepatu lagi. “Coz sepatuku yang ini masih bagus sih…!”. Kataku sambil tersenyum kecil.

Setelah semuanya sudah siap aku pun berangkat sekolah di SMPN 2 TRAWAS.

Sampai di sekolah aku ketemu sama Fitri, dia adalah teman sekelas aku dari kelas 7, tapi kelas 7 dulu kita belum terlalu akrab. Aku baru akrab sama Fitri waktu kenaikan kelas 8, aku sama dia ternyata satu kelas lagi.

Aku senang bisa kenal fitri coz dia anaknya tu baik dan pinter.

“Hai Fit……sekarang ada PR nggak?”, tanyaku sambil tersenyum, coz aku tadi malam nggak belajar, “nggak ada kok,” ucap Fitri. “ke kelas yuk…? Udah mau belt u,” lanjutnya teng….teng…teng….” belum selesai ngomong udah bel beneran,” gerutuhku.

Hari ini adalah pelajaran yang paling aku benci itu adalah matematika, aku nggak suka karena aku nggak pernah ngerti apa itu Aljabar atau apakah itu, yang penting aku nggak pernah suka sama pelajaran ini.

Beberapa jam kemudian dan bel pulang pun berbunyi. “teng… teng……” sampainya di rumah, aku ketemu sama sahabat kecilku, namanya Susi dan Rizky, kita jarang ketemu karena kita dah nggak satu sekolah lagi, mereka berdua sekolah di MTs DARUL HUDA.

Dulu kita bertiga satu sekolah, sekarang dah nggak lagi, kita dulu nggak bisa dipisahkan udah kayak surat sama prangkonya. Kita juga nggak pernah kenal waktu kalau udah main bersama.

Setelah kelulusan kelas 6, kukira dulu aku bakalan tetap sekolah di situ, ternyat nggak. Aku daftar di sekolah Negeri di Trawas, aku daftar di SMPN 2 Trawas.

Saat itu ak nggak kenal siapa-siapa cuma satu orang yang aku kenal namanya Sari. Dulu kita sering berangkat bareng waktu msa orientasi tapi setelah masa orientasi selesai aku sama Sari nggak berangkat bareng lagi. Kita diantar orang tua kita sendiri-sendiri.

Waktu aku ketemu Rizky sama Susi, ku mencoba buat nyapa mereka walau sebenarnya kita nggak seakrab dulu lagi, “Hai… mau berangkat….ya?” Tanya aku. “iya ..” jawab Susi. Tumben kok pulang jam segini”? Tanya Rizky. “iya guru-guru tadi ada rapat, jadi pulangnya agak dipercepat, “ jawabku.

Setelah kita bicara, mereka pun melanjutkan perjalanannya untuk pergi sekolah, dan mereka pun berlalu dari hadapanku.

Sampai di rumah aku langsung sholat Dhuhur Karena jam tanganku sudah menunjukkan jam 12.30.

Malam pun tiba, seperti baiasanya aku belajar setelah sholat Maghrib. Tiba-tiba terdengar suara dari luar kamarku ternyata Susi “Yu….Ayu…..” pangilnya, akupun keluar kamar. “ada apa Sus?” tanyaku, belajar bareng yuk?” ajaknya ayo, kebetulan ini aku lagi belajar.” Jawabku. “ masuk yuk“, lanjutku “iya” ucapnya.

Setelah belajar Susi langsung pamit pulang. Coz udah malam, “yu, aku pulang dulu ya, udah malam ni……’ katanya, “Iya Sus,” jawabku

Pagi ini seperti biasa sebelum aku berangkat sekolah, aku menyiapkan buku-bukuku untuk peljaran nanti di sekolah. Sampai di sekolah aku selalu nunggu Fitri kalau fitri belum sampai di sekolah, kalau nggak ada Fitri kayak nggak bakalan seru kalau di sekolah. Aku suka sama Fitri kalau dia bisa diajak bercanda tapi kalau lagi marah, aku nggak berani buat ganggu dia, takutnya entar dia tambah marah sama aku.

2 tahun yang lalu, aku pernah ditampar Ayahku, waktu itu aku masih kelas 7. Aku ditampar Ayah karena uang yang ada dicelenganku aku mabil dikit demi sedikit, sampai akhirnya uang celenganku habis. Uang itu aku pakai buat beli jajan, aku nggak pernah cukup sam uang sakuku, aku selalu kurang sama apa yang telah aku punya. Padahal uang sakuku Rp. 5000. Bagiku itu belum cukup tapi bagi mereka-mereka yang kurang mampu itu sudah cukup.

Setelah kejadian itu aku sudah nggak berani lagi buat ambil uang yang ada di celengganku, dan aku mencoba untuk mensyukuri apa yang telah aku punya. Aku juga sudah janji sama Ayah ngggak bakalan ku ulangi kejadian itu.

Hari ini aku punya masalah sama Rizky, tapiku nggak tahu apa masalahnya, coz dia ketemu sama aku udah nggak nyapa lagi. Dia sudah berubah nggak kayak dulu lagi. Rizky juga jarang senyum sama aku, kalau lagi butuh aja dia nyapa or senyum sama aku, dia dating ke aku ya tak maklumilah namanya juga teman kalau lagi butuh ya nyari’in kalau nggak ya dibuang dech… kayak sampah aja. Gerutuhku.

Sore itu aku minta tolong sama Susi untuk memberikan puisi buatanku ini ke Rizky, agar Rizky bisa sadar apa arti persahabatan itu. Susi pun pergi ke rumah Rizky buat ngasih puisi buatanku itu.

“Ky…..Rizky.” panggil Susi

“Apa Sus?” jawab Rizky,

“Nih ada puisi buat kamu,” kata Susi

“Dari siapa Sus?” Tanya Rizky, dari Ayu, Ky…

Rizky pun membaca puisi itu



            Aku bagai laut

Tak bertepi dan tak berkarang

Aku bagai bintang

Yang tak ditemani malam

Melihat dirimu ada senyum, canda, dan tawa

Yang membuat aku tak ingin pergi darimu

Teringat janji lamamu kepadaku

Teringat aku teringat

Teringat saat kau masih ada di sini

Temani aku sepanjang hari

            Bila kau pergi jauh

Ingatlah aku

Bila ku di sampingmu

Peluk tubuhku

Bila kau rindu aku

Panggil namaku

Ku dating menemuimu

Karena hanya dirimu pelengkapku di dunia

                                                            By : Ayu

            Setelah Rizky membaca puisi itu, dia langsung berlasi sambil nangis, dia lari menuju rumahku. Sampai di rumah dia langsung memeluk tubuhku, dan meminta maaf, karena dia sudah egois ingin mementingkan dirinya sendiri.

Sahabat takkan pernah terpisahkan walau jarak dan waktu akan memisahkan semuanya.   

TAMAT!!!!!

Nama               : Dia Ayu W


TTL                 : Mojokerto, 23 Oktober 1996


Alamat             : Dsn. Jampang Ds. Kesemen


                          Kec Ngoro Kab. Mojokerto


Motto              : Menjadi orang yang sukses dan menjadi orang yang berguna

Tutorial Pengelolaan Google Classroom