Thursday, September 29, 2011

Kisahku


Di saat aku masih di dalam kandungan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya mengandalkan ibu. Begitu pula aku  lahir, aku juga belum tau apa-apa. Ibuku setiap hari menyusuiku dan mengendongku. Biarpun malam aku menangis ibu tak pernah mengelu. Walaupun aku ingin biacara, tapi aku sulit mengungkapkannya. Disaat aku berumur 16 bulan barulan aku bisa berbicara dan berjalan tapi belum jelas. Setelah aku bisa berbicara dan berjalan aku mulai nakal. Karena aku sudah tahu uang dan uang itu untuk membeli, disat itu aku juga sudah bisa bermain, bercanda, bertengkar dengan teman di sekelilingku.
Setelah aku sudah berumur 6 tahun aku mulai bersekolah SD. Di sekolah aku bermain dan belajar bersama dengan teman-temanku, teman-temanku sangat akrab tidak memilih satu sama lain. Waktu aku sudah kelas lima SD aku diajak guru-guruku dan kakak pembina pramukaku “berkemah”.
Di waktu itu aku diajari bermain “Api Unggun” dan permainan lainnya.
Setelah aku naik ke kelas 6 aku harus belajar dengan sungguh-sunguh. Karena aku sedang menghadapi ujian semester, setelah ujian semester aku menghadapi try out, setelah try out aku harus belajar lebih giat untuk “Ujian Akhir Sekolah” karena ujian itu untuk penentuan kelulusan. Setelah selesai “Ujian Akhir Sekolah” aku mendapatkan surat dan surat itu adalah surat tanda lulus atau tidak. Waktu aku buka surat itu aku senang sekali karena aku “Lulus”.
Sehabis itu aku daftar ke SMP ternyata aku masuk di SMP 2 Trawas. Waktu itu aku belum punya teman aku hanya berteman dengan teman SD aku yang lama. Aku berangkat sekolah naik sepeda bersama temanku. Setelah aku bersekolah dan memasuki masa MOS “Masa Orientasi Siswa” barulah aku mendapatkan teman baru. Dan di kelas 7 aku berada di kelas 7A. disitu aku duduk bersama Dian, Arsita. Disitu aku selalu usil. Tapi aku dan Dian selalu bersama. Di kelas 7 aku adalah anak yang pendiam.
Menjelang kelas 8 aku harus belajar lebih giat karena aku menghadapi “Ujian Semester Genap” setelah itu orang tuaku mengambil rapot dan ternyata nilai lumayan bagus.
Setelah aku naik kelas 8 aku berada di kelas 8-B. waktu itu aku duduk sama Dea, disitulah aku belum mengenal teman-temanku yang lainnya. Lama kelamaan aku sudah akrab dengan teman-temanku bercanda, bermain, bergurau, sedih dan senang. Itulah yang kuhadapi bersama temanku.
Menginjak semester II kelasku diacak lagi menurut nilai raport. Saat itu aku sangat sedih sekali karena aku pisah sama Dea. Dea masuk kelas VIII-D dan aku tetap berada di kelas VIII-B. waktu aku di kelas VIII-B. aku duduk bersama “ELI”. Dan di depan mejaku adalah bangku Rizka dan Kris. Tiga temanku itu adalah teman baikku yang selalu bersama-sama.
Waktu istirahat aku bersama 4 temanku yaitu “Dian, Kris, Eli, Ana. Ke 4 temanku itu bercerita, bercanda, bersama-sama.
Tiba-tiba ada salah satu temanku yang datang dan dia bertanya.
“Lapo rek onok kene?” tanya temanku Riri”
“Gak lapo-lapo?” kataku dan teman-temanku.
Setelah itu bel masuk sudah berbunyi aku dan teman-temanku memasuki kelas masing-masing. Aku bergabung lagi dengan 3 temanku tadi. Belajar dan bercanda bareng.
Setelah menginjak kelas IX, aku menghadapi “Ujian Semester Genap”. Kelasku dipindah lagi kayak dulu, aku kembali duduk sama Dea. Di hati kecilku aku sangat senang.
Di kelas IX aku masuk di kelas IX-A dan di Kelas IX-A aku duduk dengan “Susi” teman sebangku. Dia sangat pandai dan sangat baik. Di kelas IX aku berteman dengan Iif, Dea dan Dian.
Selain itu di rumah aku mempunyai 4 sahabat sejati, yaitu Tyas, Kris dan Eva. Kemana-mana aku selalu bersama.
Setiap hari aku mengaji bersama di TPQ, tapi setiap hari aku bertanya dengan temanku
“Hai Plendz, nanti ngaji ta?” tanyaku
“Eow lha” jawab temanku (Tyas)
Setelah itu menjelang maghrib aku berangkat ke rumah Tyas. Disitu aku ngumpul bersama. Setelah terdengar adzan maghrib aku bergegas berangkat mengaji dengan teman-temanku.
Sesampai di TPQ aku melakukan sholat maghrib dengan teman-temanku. Disitu barulah aku mengaji bersama teman-temanku.
Tapi setiap hari ustadku marah karena anak laki-laki tidak mau mendengarkan atau bergurau sendiri. Setelah selesai mengaji sambil menunggu sholat Isya’ aku bercerita bersama temanku setelah selesai sholat Isya’ aku pulang dengan teman-temanku.
Selain di sekolah dan di TPQ di rumah aku juga mempunyai pengalaman tentang orang tuaku.
Setiap hari aku dimarahi oleh ibuku karena waktu aku disuruh ibuku aku selalu menolak.
Ibuku beribacara……..
“Ayo…. Cepat menyapu”. Katanya
Dan aku selalu membantah
“Nanti dulu” kataku
Setelah itu ibuku marah dan aku tetap membantahnya.
Tapi di hati kecilku berkata apa yang dikatakan ibu itu benar dan kita tidak harus membantah.
Di hatiku rasanya ingin menangis
“kenapa ya… aku tadi membantah ibuku” padahal kedua orang tuaku adalah orang yang sangat mulia di mataku. Karena dia sudah membesarkanku dari kecil sampai sekarang.
Dia bekerja keras demi mebesarkanku tanpa lelah yang ia rasakan demi membiayai sekolahku, tapi jika ayahku menyuruhku untuk belajar aku selalu menghiraukannya.
Tapi…. Kupikir-pikir apa yang dikatakan ayahku itu benar karena belajar adalah DEMI MASA DEPAN KITA SENDIRI.
Ketika aku tidur atau bermimpi bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan menjadi orang yang sukses.
Aku tidak akan pernah menyerah aku akan berusaha agar mimpiku bisa tercapai

Bioadata Lengkap

Nama                 :   Elisa Andriani Dosyana
TTL                   :   Mojokerto, 16 Desember 1997
Alamat              :   Ds. Sukosari, Dsn. Sukosari,
                               Kec. Trawas, Kab. Mojokerto
Kelas                  :   IX A
Sekolah             :   SMPN 2 Trawas
Motto                 :   Usaha dan Doa adalah kunci keberhasilan

No comments:

Post a Comment

Tutorial Pengelolaan Google Classroom