Friday, September 30, 2011

Hidup Yang Bermakna

            Di pagi yang cerah, seperti biasa aku menyiapkan buku-bukuku untuk sekolah.

Ketika sudah selesai dan segalanya sudah ku siapkan, aku segera memakai sepatu hitamku yang ku taruh di rak sepatu

“Ekh…….susah banget sih…..!!!! akhirnya kakiku masuk juga,” keluhku. Ukuran sepatuku memang agak kecil. Coz sudah lama kau belum beli sepatu lagi. “Coz sepatuku yang ini masih bagus sih…!”. Kataku sambil tersenyum kecil.

Setelah semuanya sudah siap aku pun berangkat sekolah di SMPN 2 TRAWAS.

Sampai di sekolah aku ketemu sama Fitri, dia adalah teman sekelas aku dari kelas 7, tapi kelas 7 dulu kita belum terlalu akrab. Aku baru akrab sama Fitri waktu kenaikan kelas 8, aku sama dia ternyata satu kelas lagi.

Aku senang bisa kenal fitri coz dia anaknya tu baik dan pinter.

“Hai Fit……sekarang ada PR nggak?”, tanyaku sambil tersenyum, coz aku tadi malam nggak belajar, “nggak ada kok,” ucap Fitri. “ke kelas yuk…? Udah mau belt u,” lanjutnya teng….teng…teng….” belum selesai ngomong udah bel beneran,” gerutuhku.

Hari ini adalah pelajaran yang paling aku benci itu adalah matematika, aku nggak suka karena aku nggak pernah ngerti apa itu Aljabar atau apakah itu, yang penting aku nggak pernah suka sama pelajaran ini.

Beberapa jam kemudian dan bel pulang pun berbunyi. “teng… teng……” sampainya di rumah, aku ketemu sama sahabat kecilku, namanya Susi dan Rizky, kita jarang ketemu karena kita dah nggak satu sekolah lagi, mereka berdua sekolah di MTs DARUL HUDA.

Dulu kita bertiga satu sekolah, sekarang dah nggak lagi, kita dulu nggak bisa dipisahkan udah kayak surat sama prangkonya. Kita juga nggak pernah kenal waktu kalau udah main bersama.

Setelah kelulusan kelas 6, kukira dulu aku bakalan tetap sekolah di situ, ternyat nggak. Aku daftar di sekolah Negeri di Trawas, aku daftar di SMPN 2 Trawas.

Saat itu ak nggak kenal siapa-siapa cuma satu orang yang aku kenal namanya Sari. Dulu kita sering berangkat bareng waktu msa orientasi tapi setelah masa orientasi selesai aku sama Sari nggak berangkat bareng lagi. Kita diantar orang tua kita sendiri-sendiri.

Waktu aku ketemu Rizky sama Susi, ku mencoba buat nyapa mereka walau sebenarnya kita nggak seakrab dulu lagi, “Hai… mau berangkat….ya?” Tanya aku. “iya ..” jawab Susi. Tumben kok pulang jam segini”? Tanya Rizky. “iya guru-guru tadi ada rapat, jadi pulangnya agak dipercepat, “ jawabku.

Setelah kita bicara, mereka pun melanjutkan perjalanannya untuk pergi sekolah, dan mereka pun berlalu dari hadapanku.

Sampai di rumah aku langsung sholat Dhuhur Karena jam tanganku sudah menunjukkan jam 12.30.

Malam pun tiba, seperti baiasanya aku belajar setelah sholat Maghrib. Tiba-tiba terdengar suara dari luar kamarku ternyata Susi “Yu….Ayu…..” pangilnya, akupun keluar kamar. “ada apa Sus?” tanyaku, belajar bareng yuk?” ajaknya ayo, kebetulan ini aku lagi belajar.” Jawabku. “ masuk yuk“, lanjutku “iya” ucapnya.

Setelah belajar Susi langsung pamit pulang. Coz udah malam, “yu, aku pulang dulu ya, udah malam ni……’ katanya, “Iya Sus,” jawabku

Pagi ini seperti biasa sebelum aku berangkat sekolah, aku menyiapkan buku-bukuku untuk peljaran nanti di sekolah. Sampai di sekolah aku selalu nunggu Fitri kalau fitri belum sampai di sekolah, kalau nggak ada Fitri kayak nggak bakalan seru kalau di sekolah. Aku suka sama Fitri kalau dia bisa diajak bercanda tapi kalau lagi marah, aku nggak berani buat ganggu dia, takutnya entar dia tambah marah sama aku.

2 tahun yang lalu, aku pernah ditampar Ayahku, waktu itu aku masih kelas 7. Aku ditampar Ayah karena uang yang ada dicelenganku aku mabil dikit demi sedikit, sampai akhirnya uang celenganku habis. Uang itu aku pakai buat beli jajan, aku nggak pernah cukup sam uang sakuku, aku selalu kurang sama apa yang telah aku punya. Padahal uang sakuku Rp. 5000. Bagiku itu belum cukup tapi bagi mereka-mereka yang kurang mampu itu sudah cukup.

Setelah kejadian itu aku sudah nggak berani lagi buat ambil uang yang ada di celengganku, dan aku mencoba untuk mensyukuri apa yang telah aku punya. Aku juga sudah janji sama Ayah ngggak bakalan ku ulangi kejadian itu.

Hari ini aku punya masalah sama Rizky, tapiku nggak tahu apa masalahnya, coz dia ketemu sama aku udah nggak nyapa lagi. Dia sudah berubah nggak kayak dulu lagi. Rizky juga jarang senyum sama aku, kalau lagi butuh aja dia nyapa or senyum sama aku, dia dating ke aku ya tak maklumilah namanya juga teman kalau lagi butuh ya nyari’in kalau nggak ya dibuang dech… kayak sampah aja. Gerutuhku.

Sore itu aku minta tolong sama Susi untuk memberikan puisi buatanku ini ke Rizky, agar Rizky bisa sadar apa arti persahabatan itu. Susi pun pergi ke rumah Rizky buat ngasih puisi buatanku itu.

“Ky…..Rizky.” panggil Susi

“Apa Sus?” jawab Rizky,

“Nih ada puisi buat kamu,” kata Susi

“Dari siapa Sus?” Tanya Rizky, dari Ayu, Ky…

Rizky pun membaca puisi itu



            Aku bagai laut

Tak bertepi dan tak berkarang

Aku bagai bintang

Yang tak ditemani malam

Melihat dirimu ada senyum, canda, dan tawa

Yang membuat aku tak ingin pergi darimu

Teringat janji lamamu kepadaku

Teringat aku teringat

Teringat saat kau masih ada di sini

Temani aku sepanjang hari

            Bila kau pergi jauh

Ingatlah aku

Bila ku di sampingmu

Peluk tubuhku

Bila kau rindu aku

Panggil namaku

Ku dating menemuimu

Karena hanya dirimu pelengkapku di dunia

                                                            By : Ayu

            Setelah Rizky membaca puisi itu, dia langsung berlasi sambil nangis, dia lari menuju rumahku. Sampai di rumah dia langsung memeluk tubuhku, dan meminta maaf, karena dia sudah egois ingin mementingkan dirinya sendiri.

Sahabat takkan pernah terpisahkan walau jarak dan waktu akan memisahkan semuanya.   

TAMAT!!!!!

Nama               : Dia Ayu W


TTL                 : Mojokerto, 23 Oktober 1996


Alamat             : Dsn. Jampang Ds. Kesemen


                          Kec Ngoro Kab. Mojokerto


Motto              : Menjadi orang yang sukses dan menjadi orang yang berguna

No comments:

Post a Comment

Tutorial Pengelolaan Google Classroom