Thursday, September 29, 2011

Arti Sebuah Persahabatan


Karya : Hermin Sugiarti
Di suatu hari sekolah kami mengadakan perkemahan. Di situ ada seorang anak yang baik dan tidak sombong. Awalnya sih…… mau berkenalan tapi aku malu. Apa anak itu mau berteman dengan aku? Fikirku pun begitu, tapi lama-kelamaan kami berkenalan juga. Namanya Seny, dia baik sekali dan anaknya juga ramah. Tapi ada anak yang sombong dan juga pilih-pilih teman. Bisa dikatakan dia gengsian, tidak mau berteman sama anak yang kurang gaul, namanya Diva.
Disitu kami mulai membentuk kelompok. Tapi….. aku sekelompok dengan Diva? Rasanya sangat sedih…. Sekali, tapi aku tetap masih bersyukur karena Seny ikut sekelompok sama kau. Kelompok kita diketuai oleh Diva. Dan semua anggota kelompok Diva membuat tenda. Tapi Diva sangat curang dalam mengerjakan tugas. Karena dia menjadi ketua, sehingga dirinya merasa sangat hebat. Kerjanya cuma menyuruh dan mainan hp. Sedangkan teman-temannya bersusah payah membuat tenda. Tidak lama kemudian jadilah tenda kita. Waktu pun berputar, hari pun sudah sore.
Disitu kita mencari kayu bakar di tengah-tengah hutan. Eh…. Sesampainya di hutan, Diva pun enak-enakan, malahan dia Cuma mainan hp dan menyuruh agar teman-temannya supaya agak cepat mencari kayu bakarnya. Disitu kayu bakar sudah terkumpul banyak. Kami pun pulang manuju tenda. Sesampainya di tenda, kami tidak istirahat. Ada yang menyiapkan makanan, ada yang mencari air ke sungai. Tapi aku dan Seny malan kebagian nyalain kayu bakar. Disitu aku dan Seny agak keberatan. Tapi nggak papa ish…. Itung-itung belajar mandiri.
Semua teman-teman selesai mengerjakan tugas yang telah dibagi Diva. Tapi sementara itu aku belum selesai menyelesaikan tugas. Karena di hutan anginnya berhembus sangat kencang. Disitu si ketua yang bernama Diva itu marah-marah. Tapi kita berdua diam dan sabar. Akhirnya lama-kelamaan apinya pun menyala. Aku dan Seny sangat senang. Bisa belajar menyalakan api dengan kayu bakar. Kami pun mulai memasak air untuk minum.
Disitu kami memasak air sambil menangis, tapi bukan karena apa-apa sih. Cuma karena kena asap kayu bakar yang kena dimata…. Rasanya perih banget. Sambil nunggu air mendidih, disitu kami ngobrol. Aku dan Seny saling curhat. Biasa cewek yang dibicarakan ya cuma cowok. He….he…he… saking keasyikan ngobrol tak terasa airnya sudah mendidih. Setelah itu kami memasak mie. Karena bekal kita cuma mie saja. Akhirnya kita  kita merebus mie saja. Dan teman-teman ada saja yang masih mencari sayur-sayuran di sekitar tempat perkemahan. Tapi sayur yang didapat Cuma daun singkong. Tapi nggak papalah, dari pada kelaparan di tengah hutan. Lama kemudian mienya sudah matang. Dan teman-teman sudah nggak tahan baunya mie yang direbus itu.
Lagian perut kita kan sudah keroncongan. Tapi semua ya masih sabar, kan daun singkongnya belum matang. Sambil nunggu daun singkong matang, aku dan teman-teman ngobrol lagi deh. Tapi yang dibicarakan ya cowok lagi….. tapi wajarlah cewek ngomongin cowok. Tapi fikir-fikir emang asyik nih ngobrolin cowok, apalagi yang diidolakannya.
Eh…. Nggak terasa ndengerin teman-teman ngobrol, jadi lupa sama sayurnya tadi. Tapi nggak papa sih, ternyata sayurnya juga sudah matang. Disitu kami mulai makan bersama. Tapi asyik juga sih…..
Meskipun Cuma kaman mie sama sayur dan singkong. Hari pun sudah malam. Kami semua menyiapkan kayu bakar yang  kami peroleh dari tengah hutan tadi. Disitu apinya pun menyala, kami pun menyanyi bersama sambil merasakan hembusan angin yang membuat tubuh kedinginan. Disitu teman-teman pun sudah n dan kami semua memutuskan untuk istirahat / tidur.
Tapi Diva melarang kami tidur. Kami semua berkumpul dan ninggalin Diva sendirian di luar tenda.
Dan Diva berkata. “Dasar anggota nggak patuh sama ketua, emang kamu fikir aku takut apa ada di luar sendirian?”
Dan Seny langsung menjawab. “Ya sudahlah kalau kamu tidak mau tidur, tapi kami mau tidur dulu ya… sudah ngantuk nih….
Tapi disitu Diva tidak menjawab, dan dia ada di luar sendirian…. Lama-kelamaan dia merasa takut dan bulu kuduknya berdiri semua. Tapi dia memberanikan diri untuk tidak masuk  ke tenda dulu. Karena dia malu dengan omongannya yang sombong tadi. Disitu teman-teman sudah tidur semua kecuali Diva.
Malam pun semakin larut…. Hembusan anginpun semakin kencang dan api unggun pun mulai mati. Disitu Diva ketakutan dan lari kedalam tenda untuk tidur. Nggak terasa matahari pun terbit dari sebelah timur. Suasanyanya sangat indah sekali dan udaranya juga sangat sejuk, dan kicauan burung-burung yang bersahutan. Sehingga membuat suasana pagi yang cerah ini menjadi lebih indah dan menjadikan suatu pengalaman yang mengasyikkan. Di pagi itu kami semua bangun untuk melakukan kegiatan yang selanjutnya. Semua anggota merapikan tempat tidurnya itu. Semua sudah bersih….. Semua kelompok kita pun pergi ke sungai untuk mengambil air dan mandi. Selesai mandi kita semua pergi ke tengah hutan untuk mencari kayu bakar. Hasil kayu bakar pun semakin banyak. Kita semua pulang ke tempat berkemah. Kita memasak air  dan memasak mie. Setelah mienya matang. Kita pun bersama. Sebenarnya sih nggak enak kalau makan nggak pake nasi.
“Eh…. Teman-teman gimana kalu nanti malam kita jelajah hutan?” kata Seny.
“Ha… jelajah hutan, malam-malam lagi. Emang nggak ada hari apa?” kata Diva.
“Ya sudahlah kita janga ambil keputusan sendiri, kita tanyakan saja ke teman-teman.” Kataku. Akhirnya kita semua sepakat untuk melakukan jelajah malam hari ke tengah hutan. Hari pun tambah sore, kita siap-siap untuk jelajah.
“Sen…. Rasanya kamu adalah teman yang paling baik diantara teman-teman lainnya… semoga persahabatan kita tetap baik ya….. !!!” kataku.
“Ya…. Aku juga senang punya sahabat sepertimu….!!!! Tapi kenapa ya Diva kok nggak punya sifat seperti kamu?” kata Seny.
“Udah lah jangan gitu nggak baik ngomongin orang… mending ngoreksi diri sendiri aja!!!!” kataku. Haripun berganti malam, semua teman-teman sudah siap jelajah tapi Diva marah. Karena tidak setuju jelajah di malam  hari. Teman-teman sudah mau berangkat.
“Hai Diva…. Ayu kita berakang jelajah!” kataku
“Apa….? Kita jadi jelajah. Malam-malam gini kok jelajah.” Kata Diva.
“Ya udah deh kalu kami nggak berani yang nggap papa.” Kata Seny.
“Kata siapa saya nggak berani?” orang kok sok tahu banget” kata Diva.
Kami pun berangkat jelajah. Aku dan Seny jalan bersandingan disitu kelihatannya Diva ketakukan dan dia juga minta pulang agak cepat. Sampai di tengah-tengah hutan kita berhenti sebentar. Disitu kita bergurau bersama teman-teman. Seny nggak tau kalu dibelakangnya ada jurang. Seny jatuh ke dalam jurang. Hutan itu sangat petang sekali. Semua teman-teman menangis karena Seny jatuh ke dalam jurang.
“Seny … kamu dimana?” kataku dan teman-teman
Aku dan teman-teman langsung mencari Seny ke jurang. Nggak lama kemudian Seny sudah ditemukan. Dan dia tidak sadarkan diri…! Disitu semua teman-teman menangis. Tapi untuk saja teman-teman ada yang membawa minyak kayu putih dan air putih. Disitu aku tidak tega melihat sahabatku yang kesakitan.
Tidak lama kemudian Seny sadarkan diri. Kita semua senang, Seny sudah sadar. Akhirnya kita istirahat sebentar sambil menunggu Seny kuat untuk berjalan lagi. Disitu, Seny tubuhnya lemas dan kakinya pun lukannya nggak sebegitu parah. Akhirnya kita putuskan untuk kemali ke tenda. Meskipun keadaan Seny kurang baik. Disitu aku dan Ira, memegangi Seny sambil berjalan, rasanya begitu sakti melihat teman yang sedang kesakitan. Disitu tubuhku sudah sangat capek…. Tapi aku tidak boleh putus asa, untuk menolong temanku ini. Disitu kita tertimpa musibah lagi. Kami semua tersesat di hutan dan akupun kasihan sama Seny yang seharusnya memperoleh perawatan dan istirahat.
Kita semua kehilangan jejak yang tadi. Sudah lama kemudian kita menemukan jalan pulang. Kitapun sampai di tenda. Malam ini cukup larut, kami semua kecapean dan langsung tidur. Paginya pun kita seperti biasa, mengambil air, tapi aku meminta bantuan teman-teman bekejra. Sedangkan aku menunggui Seny dan mengajak ngobrol dia, supaya tidak kesepian karena ditinggal teman-teman beraktifitas.
“Seny…. Aku nyalain api dulu ya” kataku.
“Ya” kata Seny
Disitu kelompok kita ada 8 orang, tapi mie instannya tinggal 4 saja. Akupun memasak mie itu. Tapi terpaksa semua teman-teman sudah tahu kalau mienya tinggal 4. tapi apa boleh buat akhirnya kita sepakat  1 mie buat 2 orang. Disitu aku join sama Seny.
“Seny… ini mienya kamu makan duluan nih” kataku.
“Emang kamu nggak makan” kata Seny.
“Udah kok aku sudah makan.” Kataku
Tapi teman-teman semua makannya kok pada join? Apa kita kehabisan makanan?” kata Seny.
“Iyo sen. Mie instannya Cuma tinggal 4, sedangkan kelompok kita ada 8 orang. Jadinya join deh.” Kataku.
“kamukan belom makan.” Kata Seny
“Ya belom sih, tapi kamu saja yang makan!” kataku.
“Udahlah mendingan kamu join sama kau!” kata Seny.
“Ya deh, ayo kita makan!” kataku.
Disitu kita semua makan sambil beristirahat di tenda.
Hari pun menjadi malam, kita menyalakan api unggun. Nggak lupa sambil nyanyi gitu. Suasananya sangat rame banget… nggak seperti hari pertama. Dan malam itu adalah malam terakhir kita berkemah. Disitu aku dan teman-teman duduk melingkar mengitari api unggun sambil membakar singkong. Kebetulan nggak jauh dari tenda ada pohon singgkong. Akhirnya kita ambil deh. Dan malam pun semakin larut, kita pun tidur. Nggak terasa pagi pun sudah tiba, matahari terbit dari sebelah timur, sungguh indah. Dihari itu kami mulai berpisah untuk pulang kerumah masing-masing.
Tapi untungnya kami satu sekolah. Jadi enak, kita sering ngumpul bareng lagi. Tapi waktu pulang dari kemah aku tidak tega membiarkan Seny pulang sendirian. Akhirnya aku mengantarkan Seny pulang dulu, baru aku pulang kerumah. Waktu Seny ada di rumah tidak lama kemudian Seny dibawa orang tuanya ke Puskesmas, waktu itu pun aku sudah pulang.
Disitu aku kaget, waktu telfon dia katanya berada di rumah sakit. Tapi wakt itu aku tidka punya uang untuk menjenguk Seny ke rumah sakit. Disitu aku Cuma bisa berdoa supaya sahabat aku cepat sembuh. Beberapa hari kemudian Seny sudah lebih sehat dan akhirnya dokterpun memperbolehkan Seny pulang karena keadaannya sudah membaik. Keesokan harinya Seny sudah boleh sekolah dan akhirnya dia sekolah dan langsung menemui aku. Disitu kami ngobrol bareng sama teman-teman kita berkemah. Tapi terkecuali sama Diva.
Di waktu pulang sekolah, Seny ke rumahku.
“Assalamu’alaikum…..” kata Seny
“Walaikum salam, oh…. Seny ayu masuk!” kataku.
“Ya… sebenarnya aku Cuma mau nyampei terima kasih atas perhatianmu selama berkemah” kata Seny.
“Ya… sama-sama namanya saja sama sahabat. Sebagai manusia kita harus saling tolong-menolong” kataku.
“makasih ya” kata Seny
“Iya sen…..” kataku
“Udah lama nih aku disini, jadi nggak enak mungkin ganggu kamu?” kata Seny.
“Enggak Sen… kamu nggak ganggu kok. Malah aku seneng kalau ada teman yang main ke rumah, bisa menjalin tali persaudaraan” kataku.
“Hmmm…. Ya.ya kamu itu emang sahabat terbaikku. Udah sore nih aku pulang dulu ya…” kata Seny.
“Iya,….
“Assalamualaikum”
“Walaikum salam…. Hati-hati di jalan” kataku.
“Ya”…. Kata Seny
Disitu persahabatan kita semakin membaik. Kita tidak akan bisa menjalin persahabatan jika salah satu orang itu memiliki sifat sombong.
Bagiku persahabatan sangat berarti dalam hidupku.
Di saat aku sedih, dia akan ikut sedih dan bila dia bahagia aku juga akan bahagia.

BIODATA

Nama                                :   Hermin Sugiarti
Kelas                                :   IX – A
Sekolah                            :   SMPN 2 Trawas
Tempat, tanggal lahir       :   Mojokerto, 20 Juni 1996
Motto hidup                     :   Carilah ilmu sampai ke negeri Cina

No comments:

Post a Comment

Tutorial Pengelolaan Google Classroom