Karya : Hermin Sugiarti
Di suatu hari sekolah kami mengadakan perkemahan. Di situ ada seorang
anak yang baik dan tidak sombong. Awalnya sih…… mau berkenalan tapi aku malu.
Apa anak itu mau berteman dengan aku? Fikirku pun begitu, tapi lama-kelamaan
kami berkenalan juga. Namanya Seny, dia baik sekali dan anaknya juga ramah.
Tapi ada anak yang sombong dan juga pilih-pilih teman. Bisa dikatakan dia
gengsian, tidak mau berteman sama anak yang kurang gaul, namanya Diva.
Disitu kami mulai membentuk kelompok. Tapi….. aku sekelompok dengan Diva?
Rasanya sangat sedih…. Sekali, tapi aku tetap masih bersyukur karena Seny ikut
sekelompok sama kau. Kelompok kita diketuai oleh Diva. Dan semua anggota
kelompok Diva membuat tenda. Tapi Diva sangat curang dalam mengerjakan tugas.
Karena dia menjadi ketua, sehingga dirinya merasa sangat hebat. Kerjanya cuma
menyuruh dan mainan hp. Sedangkan teman-temannya bersusah payah membuat tenda.
Tidak lama kemudian jadilah tenda kita. Waktu pun berputar, hari pun sudah
sore.
Disitu kita mencari kayu bakar di tengah-tengah hutan. Eh…. Sesampainya
di hutan, Diva pun enak-enakan, malahan dia Cuma mainan hp dan menyuruh agar
teman-temannya supaya agak cepat mencari kayu bakarnya. Disitu kayu bakar sudah
terkumpul banyak. Kami pun pulang manuju tenda. Sesampainya di tenda, kami
tidak istirahat. Ada
yang menyiapkan makanan, ada yang mencari air ke sungai. Tapi aku dan Seny
malan kebagian nyalain kayu bakar. Disitu aku dan Seny agak keberatan. Tapi
nggak papa ish…. Itung-itung belajar mandiri.
Semua teman-teman selesai mengerjakan tugas yang telah dibagi Diva. Tapi
sementara itu aku belum selesai menyelesaikan tugas. Karena di hutan anginnya
berhembus sangat kencang. Disitu si ketua yang bernama Diva itu marah-marah.
Tapi kita berdua diam dan sabar. Akhirnya lama-kelamaan apinya pun menyala. Aku
dan Seny sangat senang. Bisa belajar menyalakan api dengan kayu bakar. Kami pun
mulai memasak air untuk minum.
Disitu kami memasak air sambil menangis, tapi bukan karena apa-apa sih.
Cuma karena kena asap kayu bakar yang kena dimata…. Rasanya perih banget.
Sambil nunggu air mendidih, disitu kami ngobrol. Aku dan Seny saling curhat.
Biasa cewek yang dibicarakan ya cuma cowok. He….he…he… saking keasyikan ngobrol
tak terasa airnya sudah mendidih. Setelah itu kami memasak mie. Karena bekal
kita cuma mie saja. Akhirnya kita kita
merebus mie saja. Dan teman-teman ada saja yang masih mencari sayur-sayuran di
sekitar tempat perkemahan. Tapi sayur yang didapat Cuma daun singkong. Tapi
nggak papalah, dari pada kelaparan di tengah hutan. Lama kemudian mienya sudah
matang. Dan teman-teman sudah nggak tahan baunya mie yang direbus itu.
Lagian perut kita kan
sudah keroncongan. Tapi semua ya masih sabar, kan daun singkongnya belum matang. Sambil
nunggu daun singkong matang, aku dan teman-teman ngobrol lagi deh. Tapi yang
dibicarakan ya cowok lagi….. tapi wajarlah cewek ngomongin cowok. Tapi
fikir-fikir emang asyik nih ngobrolin cowok, apalagi yang diidolakannya.
Eh…. Nggak terasa ndengerin teman-teman ngobrol, jadi lupa sama sayurnya
tadi. Tapi nggak papa sih, ternyata sayurnya juga sudah matang. Disitu kami
mulai makan bersama. Tapi asyik juga sih…..
Meskipun Cuma kaman mie sama sayur dan singkong. Hari pun sudah malam.
Kami semua menyiapkan kayu bakar yang
kami peroleh dari tengah hutan tadi. Disitu apinya pun menyala, kami pun
menyanyi bersama sambil merasakan hembusan angin yang membuat tubuh kedinginan.
Disitu teman-teman pun sudah n dan kami semua memutuskan untuk istirahat /
tidur.
Tapi Diva melarang kami tidur. Kami semua berkumpul dan ninggalin Diva
sendirian di luar tenda.
Dan Diva berkata. “Dasar anggota nggak patuh sama ketua, emang kamu fikir
aku takut apa ada di luar sendirian?”
Dan Seny langsung menjawab. “Ya sudahlah kalau kamu tidak mau tidur, tapi
kami mau tidur dulu ya… sudah ngantuk nih….
Tapi disitu Diva tidak menjawab, dan dia ada di luar sendirian….
Lama-kelamaan dia merasa takut dan bulu kuduknya berdiri semua. Tapi dia
memberanikan diri untuk tidak masuk ke
tenda dulu. Karena dia malu dengan omongannya yang sombong tadi. Disitu
teman-teman sudah tidur semua kecuali Diva.
Malam pun semakin larut…. Hembusan anginpun semakin kencang dan api
unggun pun mulai mati. Disitu Diva ketakutan dan lari kedalam tenda untuk
tidur. Nggak terasa matahari pun terbit dari sebelah timur. Suasanyanya sangat
indah sekali dan udaranya juga sangat sejuk, dan kicauan burung-burung yang
bersahutan. Sehingga membuat suasana pagi yang cerah ini menjadi lebih indah
dan menjadikan suatu pengalaman yang mengasyikkan. Di pagi itu kami semua
bangun untuk melakukan kegiatan yang selanjutnya. Semua anggota merapikan
tempat tidurnya itu. Semua sudah bersih….. Semua kelompok kita pun pergi ke
sungai untuk mengambil air dan mandi. Selesai mandi kita semua pergi ke tengah
hutan untuk mencari kayu bakar. Hasil kayu bakar pun semakin banyak. Kita semua
pulang ke tempat berkemah. Kita memasak air
dan memasak mie. Setelah mienya matang. Kita pun bersama. Sebenarnya sih
nggak enak kalau makan nggak pake nasi.
“Eh…. Teman-teman gimana kalu nanti malam kita jelajah hutan?” kata Seny.
“Ha… jelajah hutan, malam-malam lagi. Emang nggak ada hari apa?” kata
Diva.
“Ya sudahlah kita janga ambil keputusan sendiri, kita tanyakan saja ke
teman-teman.” Kataku. Akhirnya kita semua sepakat untuk melakukan jelajah malam
hari ke tengah hutan. Hari pun tambah sore, kita siap-siap untuk jelajah.
“Sen…. Rasanya kamu adalah teman yang paling baik diantara teman-teman
lainnya… semoga persahabatan kita tetap baik ya….. !!!” kataku.
“Ya…. Aku juga senang punya sahabat sepertimu….!!!! Tapi kenapa ya Diva
kok nggak punya sifat seperti kamu?” kata Seny.
“Udah lah jangan gitu nggak baik ngomongin orang… mending ngoreksi diri
sendiri aja!!!!” kataku. Haripun berganti malam, semua teman-teman sudah siap
jelajah tapi Diva marah. Karena tidak setuju jelajah di malam hari. Teman-teman sudah mau berangkat.
“Hai Diva…. Ayu kita berakang jelajah!” kataku
“Apa….? Kita jadi jelajah. Malam-malam gini kok jelajah.” Kata Diva.
“Ya udah deh kalu kami nggak berani yang nggap papa.” Kata Seny.
“Kata siapa saya nggak berani?” orang kok sok tahu banget” kata Diva.
Kami pun berangkat jelajah. Aku dan Seny jalan bersandingan disitu
kelihatannya Diva ketakukan dan dia juga minta pulang agak cepat. Sampai di
tengah-tengah hutan kita berhenti sebentar. Disitu kita bergurau bersama
teman-teman. Seny nggak tau kalu dibelakangnya ada jurang. Seny jatuh ke dalam
jurang. Hutan itu sangat petang sekali. Semua teman-teman menangis karena Seny
jatuh ke dalam jurang.
“Seny … kamu dimana?” kataku dan teman-teman
Aku dan teman-teman langsung mencari Seny ke jurang. Nggak lama kemudian
Seny sudah ditemukan. Dan dia tidak sadarkan diri…! Disitu semua teman-teman
menangis. Tapi untuk saja teman-teman ada yang membawa minyak kayu putih dan
air putih. Disitu aku tidak tega melihat sahabatku yang kesakitan.
Tidak lama kemudian Seny sadarkan diri. Kita semua senang, Seny sudah
sadar. Akhirnya kita istirahat sebentar sambil menunggu Seny kuat untuk
berjalan lagi. Disitu, Seny tubuhnya lemas dan kakinya pun lukannya nggak
sebegitu parah. Akhirnya kita putuskan untuk kemali ke tenda. Meskipun keadaan
Seny kurang baik. Disitu aku dan Ira, memegangi Seny sambil berjalan, rasanya
begitu sakti melihat teman yang sedang kesakitan. Disitu tubuhku sudah sangat
capek…. Tapi aku tidak boleh putus asa, untuk menolong temanku ini. Disitu kita
tertimpa musibah lagi. Kami semua tersesat di hutan dan akupun kasihan sama
Seny yang seharusnya memperoleh perawatan dan istirahat.
Kita semua kehilangan jejak yang tadi. Sudah lama kemudian kita menemukan
jalan pulang. Kitapun sampai di tenda. Malam ini cukup larut, kami semua
kecapean dan langsung tidur. Paginya pun kita seperti biasa, mengambil air,
tapi aku meminta bantuan teman-teman bekejra. Sedangkan aku menunggui Seny dan
mengajak ngobrol dia, supaya tidak kesepian karena ditinggal teman-teman
beraktifitas.
“Seny…. Aku nyalain api dulu ya” kataku.
“Ya” kata Seny
Disitu kelompok kita ada 8 orang, tapi mie instannya tinggal 4 saja.
Akupun memasak mie itu. Tapi terpaksa semua teman-teman sudah tahu kalau mienya
tinggal 4. tapi apa boleh buat akhirnya kita sepakat 1 mie buat 2 orang. Disitu aku join sama
Seny.
“Seny… ini mienya kamu makan duluan nih” kataku.
“Emang kamu nggak makan” kata Seny.
“Udah kok aku sudah makan.” Kataku
Tapi teman-teman semua makannya kok pada join? Apa kita kehabisan
makanan?” kata Seny.
“Iyo sen. Mie instannya Cuma tinggal 4, sedangkan kelompok kita ada 8
orang. Jadinya join deh.” Kataku.
“kamukan belom makan.” Kata Seny
“Ya belom sih, tapi kamu saja yang makan!” kataku.
“Udahlah mendingan kamu join sama kau!” kata Seny.
“Ya deh, ayo kita makan!” kataku.
Disitu kita semua makan sambil beristirahat di tenda.
Hari pun menjadi malam, kita menyalakan api unggun. Nggak lupa sambil
nyanyi gitu. Suasananya sangat rame banget… nggak seperti hari pertama. Dan
malam itu adalah malam terakhir kita berkemah. Disitu aku dan teman-teman duduk
melingkar mengitari api unggun sambil membakar singkong. Kebetulan nggak jauh
dari tenda ada pohon singgkong. Akhirnya kita ambil deh. Dan malam pun semakin
larut, kita pun tidur. Nggak terasa pagi pun sudah tiba, matahari terbit dari
sebelah timur, sungguh indah. Dihari itu kami mulai berpisah untuk pulang
kerumah masing-masing.
Tapi untungnya kami satu sekolah. Jadi enak, kita sering ngumpul bareng
lagi. Tapi waktu pulang dari kemah aku tidak tega membiarkan Seny pulang
sendirian. Akhirnya aku mengantarkan Seny pulang dulu, baru aku pulang kerumah.
Waktu Seny ada di rumah tidak lama kemudian Seny dibawa orang tuanya ke
Puskesmas, waktu itu pun aku sudah pulang.
Disitu aku kaget, waktu telfon dia katanya berada di rumah sakit. Tapi
wakt itu aku tidka punya uang untuk menjenguk Seny ke rumah sakit. Disitu aku
Cuma bisa berdoa supaya sahabat aku cepat sembuh. Beberapa hari kemudian Seny
sudah lebih sehat dan akhirnya dokterpun memperbolehkan Seny pulang karena
keadaannya sudah membaik. Keesokan harinya Seny sudah boleh sekolah dan
akhirnya dia sekolah dan langsung menemui aku. Disitu kami ngobrol bareng sama
teman-teman kita berkemah. Tapi terkecuali sama Diva.
Di waktu pulang sekolah, Seny ke rumahku.
“Assalamu’alaikum…..” kata Seny
“Walaikum salam, oh…. Seny ayu masuk!” kataku.
“Ya… sebenarnya aku Cuma mau nyampei terima kasih atas perhatianmu selama
berkemah” kata Seny.
“Ya… sama-sama namanya saja sama sahabat. Sebagai manusia kita harus
saling tolong-menolong” kataku.
“makasih ya” kata Seny
“Iya sen…..” kataku
“Udah lama nih aku disini, jadi nggak enak mungkin ganggu kamu?” kata
Seny.
“Enggak Sen… kamu nggak ganggu kok. Malah aku seneng kalau ada teman yang
main ke rumah, bisa menjalin tali persaudaraan” kataku.
“Hmmm…. Ya.ya kamu itu emang sahabat terbaikku. Udah sore nih aku pulang
dulu ya…” kata Seny.
“Iya,….
“Assalamualaikum”
“Walaikum salam…. Hati-hati di jalan” kataku.
“Ya”…. Kata Seny
Disitu persahabatan kita semakin membaik. Kita tidak akan bisa menjalin
persahabatan jika salah satu orang itu memiliki sifat sombong.
Bagiku persahabatan sangat berarti dalam hidupku.
Di saat aku sedih, dia akan ikut sedih dan bila dia bahagia aku juga akan
bahagia.
BIODATA
Nama : Hermin Sugiarti
Kelas : IX – A
Sekolah : SMPN 2 Trawas
Tempat,
tanggal lahir : Mojokerto, 20 Juni 1996
Motto hidup : Carilah ilmu sampai ke negeri Cina
No comments:
Post a Comment