A. Pengertian Lingkungan sebagai Sumber Belajar
1.
Pengertian
Lingkungan
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang
melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di
suatu daerah.
Dalam
literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan
prilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur
biotik (makhluk hidup), abiotic (benda mati), dan budaya manusia.
Lingkungan
hidup adalah system yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk ruang dengan perilakunya yang menentukan
perkehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia dalam
lingkungan hidup memiliki peran yang utama dalam memelihara maupun mengubah
lingkungan, bahkan manusia sendiri yang dapat merusak lingkungannya. (Gurniawan
Kamil Pasya : 2010)
2.
Pengertian
Sumber Belajar
Menurut
Asspciation Education Comunication and Tehnology (AECT) (As’ari, 2007) sumber
belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber
belajar menurut Asspciation Education Comunication and Tehnology (AECT)
(Suratno, 2012) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik
secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk memberikan fasilitas
belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, tehnik dan tata
tempat.
Sujana
(Suratno, 2012), menuliskan bahwa pengertian sumber belajar bias diartikan
secara sempit dan secara luas. Penegrtian secara sempit diarahkan pada
bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bias
dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung
mapupun tidak langsung.
3.
Pengetian
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Lingkungan
yang ada di sekitar anak-anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses hasil pendidikan yang berkualitas.
Jumlah sumbe belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas,
sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.
Sumber
belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak
karena mereka belajar tidak terbatas oleh tempat dan dinding kelas. Selain itu
kebenarannya juga akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung.
B.
Pembelajaran di Luar Kelas
Proses belajar mengajar di dalam kelas
tidak selamanya efektif tanpa adanya alat peraga sebagai pengalaman pengganti
yang dapat memperkuat pemahaman siswa siswa terhadap materi pelajaran yang
diberikan, tetapi minimnya alat peraga yang tersedia menyebabkan guru perlu
menanamkan materi. Sedangkan di lingkungan sekitar cukup potensial dijadikan
sebagai sumber beajar sebagai pengalaman langsung yang tidak begitu saja
dilupakan oleh siswa, karena lingkungan tersebut ,udah untuk diketahui oleh
siswa. Lingkungan sebagai sumber belajar dikemukakan oleh Semiawan dkk (1989 :
96) sebagai berikut :
Sebenarnya kita sering
melupakan sumber belajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, betapun kecil atau terpencil suatu sekolah
sekurang-kurangnya memiliki empat jenis yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu
:
Ø
Masyarakat
desa atau kota di sekeliling sekolah
Ø
Lingkungan
fisik di sekitar sekolah
Ø
Bahan sisa
yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang, yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber
dan alat bantu belajar mengajar
Ø
Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di
masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak
dapat dipastikan akan berulang kembali. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa ada
catatan dalam buku atau pikiran siswa.
Cukup banyak tersedia
sumber dan alat bantu belajar mengajar di luar dinding sekolah kita, bawalah
sesuatu dari lingkungan ke dalam kelas. Bawalah siswa dari kelas ke lingkungan
luar. Biarlah mereka asyik belajar dengan lingkungannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan lingkungan sangat baik bagi penanaman materi pelajaran pada siswa.
Hanya saja perlu ditekankan di sini bahwa media yang khusus disediakan yaitu
yang berhubungan dengan lingkungan fisik yang berada di lingkungan sekitar
mereka. Selanjutnya bahwa dalam proses belajar mengajar hubungannya dengan
sumber belajar di luar kelas, Sulaiman
(1981 : 13 : 14) mengemukakan sebagai pengalaman nyata bukan pengalaman
dengan kata-kata ataupun pengalaman pengganti, ia mengemukakan :
Tidak seperti pengalaman dengan kata-kata, pengalaman nyata sangat efektif
untuk mendapatkan suatu pengertian, karena pengalaman nyata itu mengikut
sertakan semua indera dan akal. Pengalaman nyata ini adalah cara yang wajar dan
memuaskan dalam proses belajar. Kalau semua orang bisa mendapat pengalaman
nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat menyerap pengertian yang menyeluruh
dari segala segi tentang semua pengalaman itu, ia akan sanggup mengembangkan
pengertian yang sebaik-baiknya tentang semua yang dialaminya itu.
Pengalaman
langsung sangat bermanfaat sekali bagi pengajaran yang memerlukan pembuktian di
lapangan, tetapi pengalaman langsung ini tidak semua sekolah dapat memanfaatkannya,
karena tidak semua sekolah memiliki lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
untuk memperkuat materi pelajaran yang disampaikan sehingga sangat beruntung
bagi sekolah yang memiliki lingkungan yang sesuai dengan materi
pelajaran
Dengan demikian jelas bahwa pengajaran di
luar kelas banyak keuntungannya dibandingkan dengan pengajaran hanya di dalam
kelas saja, karena lingkungan yang ada di sekitar sekolah dan sekitar tempat
tinggal siswa dapat dijadikan media pengajaran yang berguna. Apalagi untuk
melakukan pengajaran di luar kelas
tersebut tanpa atau sedikit biaya yang diperlukan, sehingga tidak memberatkan
siswa untuk melakukannya.
C.
Pemanfaatan
Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
Nilai-nilai kegunaan sumber belajar masyarakat adalah: (1) menghubungkan
kurikulum dengan kegiatan-kegiatan masyarakat akan mengembangkan kesadaran dan
kepekaan terhadap masalah sosial; (2) menggunakan minat-minat pribadi peserta
didik akan menyebabkan belajar lebih bermakna baginya; (3) mempelajari kondisi-kondisi masyarakat
merupakan latihan berpikir ilmiah (scientif methode); (4) mempelajari
masyarakat akan memperkuat dan memperkaya kurikulum melalui pelaksanaan praktis didalam situasi sesungguhnya; (5) peserta didik
memperoleh pengalaman langsung yang kongkrit, realistis dan verbalisme. (Douglas
dan Mill dalam Rusyan 2001 : 152).
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak pada
peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih
nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini
adalah : (1) menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, (2)
memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningful
learning), (3) memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak,
(4) kegiatan belajar akan lebih menarik bagi anak, dan (5) menumbuhkan
aktivitas belajar anak (learning aktivities). (Badru Zaman, dkk. 2005)
Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar :
1) menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di
lingkungan, 2) memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi
lebih konkrit, tidak verbalistik. 3) karena benda-benda tersebut berasal dari
lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontektual
(Contextual Learning). 4) pelajaran
lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa melalui lingkungan sebagai
sumber belajar kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung karena siswa
akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupan
sehari-hari, 5) lingkungan sebagai sumber belajar memberikan pengalaman
langsung kepada siswa, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda,
lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah. 6) lebih komunikatif, sebab
benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh
siswa, dibandingkan dengan sumber belajar yang dikemas (didesain, contoh :
buku) (Eko Hari Sutopo : 2009)